Apa yang saya kehendaki terjadi dalam hidup ini? Apa yang ku mau? Rasanya hampir setiap hari kita mempertanyakan diri kita akan apa yang kita kehendaki terjadi baik dalam keluarga, pekerjaan, bermasyarakat dan bernegara. Apa yang kita kehendaki, akan mempengaruhi tindakan-tindakan kita. Kita akan memperjuangkannya dengan segala upaya dan kerja keras. Kita berusaha mengenal dengan jeli, peka dan detail terhadap segala kehendak kita yang kemudian membentuk ambisi-ambisi pribadi yang diusahakan dan diperjuangkan.
Apakah kita pun memiliki waktu yang cukup untuk mempertanyakan apa yang dikehendaki Allah dalam hidup kita? Adakah waktu untuk meresapi kehendak-Nya? Adakah waktu yang cukup untuk mendialogkan apa yang Allah kehendaki dan apa yang saya kehendaki? Adakah waktu untuk merendahkan hati dan mengambil sikap dengan penuh ketaatan bukan lagi memperjuangkan kehendak diri tetapi kehendak Allah?
Dalam limpahan cinta kasih Allah yang begitu besar bagi dunia, IA merancangkan apa yang baik. Yang mendatangkan damai sejahtera. Kehendak Allah jauh melampaui norma manusia sebab kehendak Allah melebihi dari keinginan-keinginan daging. Kehendak Allah adalah sebuah kepastian untuk menghasilkan kebaikan dan damai sejahtera. Sekalipun demikian, Ia mengajak dan melibatkan kita untuk memperjuangkan dan memercayai kehendak-Nya.
Mari kita membuka diri untuk melihat hidup ini jauh melebihi keinginan diri, menempatkan diri dalam rancangan besar Allah bagi dunia ini untuk dimampukan memercayai dan mengimani kehendak Allah. Kehendak Allah pasti terwujud dan menghasilkan kebaikan bukan saja bagi kita tetapi juga bagi dunia ini.
dva
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.