Sebab, inilah berita yang telah kamu dengar sejak semula, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi. (1 Yoh. 3:11)
Anita adalah seorang janda yang tinggal seorang diri di rumah peninggalan suaminya. la dan suaminya tidak memiliki anak. la tidak memiliki pekerjaan, sehingga kehidupannya mengandalkan harta peninggalan suaminya. Tidak jauh dari tempat tinggal Anita, ada sepasang suami istri, teman gereja Anita. Nama mereka adalah Rudi dan Rani. Rani tergerak untuk mengirimkan masakan ke rumah Ibu Anita, tiga kali dalam seminggu. Rudi pun tidak ragu untuk menjemput Ibu Anita guna diajak pergi ke gereja bersama-sama. Anita merasa tidak sendirian. la dikasihi oleh pasangan suami istri itu.
Bacaan kita hari ini membedakan dua cara hidup: cara hidup anak-anak Allah dan cara hidup anak-anak iblis. Anak- anak Allah hidup dengan saling mengasihi, dan itu mewujud dalam perbuatan yang nyata. Sementara anak-anak iblis hidup dengan tidak berbuat kebenaran. Sebagai umat Allah, tentu kita dipanggil untuk hidup sebagai anak-anak-Nya. Cara hidup yang paling kelihatan bahwa kita adalah anak-Nya, yaitu dengan mempraktikkan kasih, yakni dengan berbuat baik, memberikan pertolongan kepada seseorang yang sangat membutuhkan.
Saat ini bagi mereka yang hidup di kota besar, semangat hidup yang individualistis begitu terasa. Relasi dengan sesama begitu dangkal. Alhasil, orang cenderung mengasihi hanya dirinya sendiri. Pada situasi seperti inilah, ajaran bahwa kasih itu mewujud dalam perbuatan, sungguh perlu dihayati dan dipraktikkan. [Pdt. Natanael Setiadi]
DOA:
Ya Tuhan, mampukanlah saya untuk sungguh mengasihi saudara saya. Amin.
Ayat Pendukung: Yer. 30:1-11a; Mzm. 150; 1 Yoh. 3:10-16
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.