Suara TUHAN penuh kekuatan, suara TUHAN penuh semarak. (Mazmur 29:4)
Beberapa ahli menyoroti suatu fenomena psikologis yang menarik pada anak-anak: “tuli terhadap ibu” (mother deafness). Beberapa anak tampaknya tidak dapat mendengar suara ibu mereka sendiri yang sedang berbicara, tetapi kemudian tanggap ketika dipanggil oleh orang lain. Hal ini bukan karena kurang ajar atau cuek, tetapi entah bagaimana seakan otak mereka telah terlatih untuk menganggap suara ibu mereka sebagai suara rutin yang tidak penting untuk didengarkan, lalu secara refleks mengabaikannya.
Pemazmur dalam Mazmur 29 ini memperlihatkan pentingnya mendengarkan suara TUHAN. Mazmur ini adalah mazmur pujian atas kehadiran TUHAN dalam sejarah umat Israel. TUHAN hadir melalui suara-Nya, yaitu perintah-Nya atau kehendak-Nya yang menuntun dan memampukan Bangsa Israel melewati badai pergumulan mereka. Frasa “suara TUHAN” diulang sebanyak tujuh kali oleh pemazmur. Angka tujuh adalah angka yang sempurna bagi orang Yahudi. Ada tujuh hari dalam seminggu. Itu berarti, umat setiap harinya dipanggil untuk setia mendengarkan dan melakukan kehendak Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Suara Tuhan tidak boleh diabaikan karena sangat penting bagi hidup kita. Jangan keraskan hati kita terhadap suara Tuhan. Jangan menjadi tuli dalam mendengarkan suara Tuhan. Jangan biarkan suara Tuhan dibuat samar apalagi digantikan oleh suara lain, semerdu apa pun terdengarnya suara lain itu. [Pdt. Jotje Hanri Karuh]
DOA:
Tuhan, mampukan kami untuk selalu mendengarkan suara-Mu agar hidup kami menjadi teladan dan saluran berkat-Mu bagi sesama kami. Amin.
Ayat Pendukung: 2 Taw. 5:2-14; Mzm. 29; Kis. 26:19-29
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.