“Aku telah membawa kamu ke tanah yang subur untuk menikmati buahnya dan segala yang baik dari padanya. Tetapi segera sesudah kamu masuk, kamu menajiskan tanah-Ku ….” (Yer. 2:7)
“Air susu dibalas air tuba!” Mungkin peribahasa itulah yang tepat untuk menggambarkan ulah Israel terhadap TUHAN pada zaman Yeremia. Setidaknya, itulah yang tersurat dalam Yeremia 2:7, “Aku telah membawamu ke tanah yang subur, untuk menikmati buahnya dan segala yang baik dari padanya. Tetapi segera setelah kamu masuk, kamu menajiskan tanah-Ku; tanah milik-Ku telah kamu buat menjadi kekejian.”
Manusia tidak selalu puas dengan apa yang dimilikinya. Begitu pula dengan Israel, mereka melihat berbagai kultus penyembahan terhadap para dewa tampak menarik, lalu mencampuradukkannya dengan peribadahan mereka dan akhirnya menukar kesetiaan terhadap Allah. Mereka tidak lagi bertanya kepada Allah, melainkan mengikuti Baal; mereka mengganti posisi Allah dengan berhala-berhala yang menjijikkan. Mengapa mereka begitu mudah meninggalkan TUHAN? Tidakkah sejarah panjang tentang cinta kasih Allah yang diceritakan Yeremia itu mampu membuat mereka berpikir ulang untuk mengkhianati Allah? Rupanya, kepuasan semu dan keinginan bebas telah merenggut semua kebaikan TUHAN. Mereka ingin bebas menikmati kesenangan, tanpa harus memikirkan tanggung jawab kepada TUHAN!
Kenikmatan, kepuasan dan kebebasan, bukankah itu sering menggoda dan membuai kita juga, sehingga kita lupa akan kasih setia Tuhan yang telah menebus dan menyelamatkan kita? Ingatlah akan kebaikan Tuhan sebelum berpaling dari-Nya! [Pdt. Nanang]
REFLEKSI:
Kenikmatan, kepuasan dan kebebasan akan terus menggoda manusia. Mengingat kasih setia-Nya, menolong kita untuk setia!
Ayat Pendukung: Mzm. 81; Yer. 2:4-13; Yoh. 7:14-31, 37-39
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
1 Comment
Haloho
Agustus 22, 2022 - 6:01 amIts indeed touching on my heart after reading this topic..