Bapak Pendeta Yth.
Sebagai awam, terkadang timbul pertanyaan saya ketika membaca bagian-bagian tertentu dalam Alkitab. Berikut pertanyaan yang saya ajukan:
- Di dalam kitab Yudas 1:9 diceritakan tentang Penghulu Malaikat, Mikhael, yang bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa. Mengapa mayat Musa diperebutkan di antara mereka?
- Dari mana Iblis mendapat kuasa untuk menggoda kita sehingga kita terjerumus ke dalam dosa?
Kedua pertanyaan tersebut hingga saat ini belum mendapatkan jawaban. Mohon Bapak berikan pencerahan kepada saya.
Terima kasih atas penjelasan Bapak.
(Ribka)
Saudara Ribka yang baik,
Tulisan mengenai Mikhael yang bertengkar dengan Iblis merupakan kutipan dari kitab Apokrip (tulisan yang tidak termasuk kanon Alkitab), yang berjudul: Assumption of Moses. Yudas mengutip tulisan ini untuk menyindir para guru palsu yang suka menghujat siapa saja termasuk Allah (Yudas 1:8,10). Dengan kutipan ini Yudas mau mengatakan, bahwa Mikhael saja tidak berani menghakimi Iblis dan menyerahkan semua kepada Allah. Masakan para guru palsu itu melebihi Mikhael, sang Penghulu Malaikat? Tetapi faktanya, para guru palsu itu begitu berani menghujat siapa saja, bahkan Allah. Jadi mereka adalah orang-orang yang sangat jahat dan tidak punya rasa hormat terhadap siapa pun. Tentu orang semacam ini harus dihindari jemaat.
Nah, pertanyaan Anda adalah ‘alasan’ Mikhael memperebutkan mayat Musa dengan Iblis. Sejujurnya, saya tidak tahu apa alasan perebutan tersebut. Tetapi apa pun alasannya tidaklah penting, karena Yudas juga tidak mempersoalkan alasan perebutan tersebut. Yudas hanya ingin menunjukkan sikap Mikhael yang tidak berani menghujat Iblis dan membandingkannya dengan sikap para guru palsu yang justru berani menghujat siapa saja. Berita pentingnya bukanlah ‘alasan’ pertengkaran Mikhael dengan Iblis, melainkan ajakan untuk menaruh hormat kepada siapa pun dan menyerahkan penghakiman hanya kepada Allah. Berita penting lainnya, adalah ajakan untuk menghindari orang yang suka menghakimi serta menghujat siapa pun.
Pertanyaan Anda berikutnya adalah: dari mana Iblis mendapat kuasa untuk menggoda manusia sehingga kita jatuh dalam dosa. Kalau mengutip Injil Yohanes 8:44, jelas Iblis melakukan semua itu atas kehendaknya sendiri. Jadi sejak awal Iblis itu memang selalu punya kehendak untuk menggoda manusia. Tidak ada yang memberi kuasa kepadanya untuk menggoda. Ia melakukan godaannya itu atas kehendaknya sendiri. Mungkin yang menjadi persoalan adalah: Mengapa Allah tidak melarang Iblis (membiarkan godaan itu terjadi). Tetapi harus dicatat, bahwa sikap tidak melarang tidak sama dengan memberi kuasa. Allah tidak melarang Iblis untuk menggoda manusia, karena Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk merespons godaan Iblis dalam kebebasannya. Ingat, bahwa Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang bebas. Dan konsekuensi logis dari kebebasan manusia itu adalah, Allah tidak melarang Iblis menggoda manusia. Namun Allah tidak pernah tinggal diam. Dia selalu memberikan peringatan kepada manusia untuk menolak Iblis. Apakah manusia mendengarkan nasihat Allah atau mengikuti godaan Iblis, adalah tanggung jawab manusia itu sendiri dalam kebebasannya.
Demikian jawaban saya, semoga memberikan pencerahan.
Pdt. Rudianto Djajakartika
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.