Pak Pendeta Yth,
- Di dalam Matius 27:52-53, diceritakan bahwa ketika Yesus mati, maka ada banyak orang kudus yang telah meninggal, bangkit kembali. Jika demikian, apakah mereka masih hidup sampai saat ini (tidak mati), ataukah mereka kembali mati dan akan bangkit lagi pada kedatangan Yesus untuk kedua kalinya (berarti bangkit untuk kedua kalinya)?
- Apakah arti “Hosana”?
- Mengapakah Yesus melarang beberapa orang yang disembuhkan-Nya untuk menceritakan kabar sukacita tersebut kepada orang-orang lain, seperti yang tertulis di Matius 8:4 dan Matius 9:30?
Terima kasih untuk penjelasan Bapak.
(Susan)
Sdri. Susan yang baik, inilah jawaban saya atas 3 pertanyaan Anda:
Alkitab tidak berbicara lebih lanjut tentang orang-orang kudus yang bangkit pada waktu Yesus disalibkan. Karena itu lebih baik saya tidak mereka-reka jawaban yang saya sendiri tidak mengetahuinya. Tetapi harus diingat bahwa orang yang dibangkitkan Yesus dari kematian itu bukan hanya orang-orang kudus dalam peristiwa salib ini. Misalnya anak seorang janda di Nain (Lukas 7:11-17). Begitu juga Lazarus saudara Maria dan Marta (Yoh. 11:1-44). Dalam semua kisah ini, inti beritanya adalah kasih dan anugerah Allah yang dinyatakan serta kemenangan Kristus atas kuasa maut. Jadi seandainya mereka harus mati di kemudian hari (ini keyakinan saya) lalu mereka bangkit lagi ya tidak masalah. Berita utamanya tidak pernah berubah.
“Hosana”, arti harfiahnya adalah “Tuhan tolonglah” atau “Tuhan selamatkanlah”. “Hosana” juga merupakan teriakan pujian yang diucapkan ketika seseorang melihat Mesias. Dalam pemikiran Yahudi, Mesias adalah seorang yang akan membebaskan bangsa Yahudi dari penjajahan secara politis. Jadi, ketika mereka melihat seseorang yang dianggap sebagai Mesias, mereka meneriakkan “Hosana !” sebagai bentuk pujian dan sambutan mereka, namun sekaligus juga sebagai permohonan agar sang Mesias menyelamatkan mereka dari penjajahan. Pada masa kemudian, ungkapan ‘Hoshiana’ (bentuk lain dari Hosana) dipakai untuk mengungkapkan kerinduan akan datangnya pertolongan Tuhan. Dalam liturgi, ungkapan ini dipakai pada masa adven dan prapaskah.
- Ada beberapa kemungkinan yang membuat Yesus melarang orang yang disembuhkan Yesus menceritakan peristiwa yang dialaminya:
- Bentuk kerendah-hatian Yesus;
- Yesus tidak ingin orang mencari Dia karena mukjizat-Nya (bukan Yesusnya);
- Yesus menyadari bahwa pemahaman orang Israel tentang Mesias adalah orang yang membebaskan mereka dari penjajahan Roma (Mesias politis). Dengan kemampuan Yesus menyembuhkan, orang akan semakin memuja Yesus sebagai Mesias secara politis. Padahal, ke-Mesiasan Yesus bukan secara politis tetapi spiritual, yaitu orang yang membebaskan manusia dari belenggu dosa. Untuk menghindari kesalahpahaman ini, Yesus melarang orang yang disembuhkan-Nya menceritakan peristiwa kesembuhan tersebut.
Dari tiga kemungkinan tersebut, tampaknya kemungkinan ketiga yang paling mendekati kebenaran.
Demikian jawaban saya, semoga membantu.
Pdt. Rudianto Djajakartika
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.