“… dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku ….” (Rut 1:16)
Rumah bukanlah sekadar tempat tinggal. Rumah idealnya adalah suasana di mana kita dapat merasa nyaman dan terlindung. Sebuah rumah yang penghuninya saling menyakiti dan mengancam, bukanlah sebuah rumah lagi. Karenanya, sebuah ungkapan mengatakan home sweet home. Ungkapan itu hendak mengingatkan untuk menjadikan rumah kita sebagai tempat yang nyaman dan menyenangkan.
Naomi mendesak kedua menantunya untuk pulang ke rumah ibu mereka masing-masing. Desakan dan penjelasan Naomi membuat Orpa mengerti dan Orpa pun pulang. Orpa pulang “… kepada bangsanya dan kepada para allahnya …” (ay. 15). Bangsa Moab memang memiliki banyak sesembahan sebagai allah mereka. Berbeda dengan Orpa, Rut tetap tinggal. Rut telah menemukan sebuah rumah yang baru. Moab bukan lagi tempat tinggalnya, demikian pula bukan Betlehem- Yehuda yang belum pernah didatanginya. Rumah bagi Rut adalah tempat di mana Naomi berada. Rut menemukan sebuah kenyamanan bersama dengan mertuanya itu. Dengan demikian, Naomi telah membuat Rut mengenal Allah yang sejati. Rut pun menemani Naomi pergi untuk pulang.
Kiranya Tuhan menjadikan diri kita seperti Naomi; menjadi rumah yang nyaman bagi orang lain yang membutuhkan. Sehingga, kita bisa membuat orang lain merasakan kasih dan perlindungan Tuhan dalam kehidupan mereka. (Pdt. Novita Sutanto)
DOA:
Tuhan, jadikan kami seperti rumah yang nyaman untuk keluarga dan sesama kami. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 146:5-10; Rut 1:6-18; 2Ptr. 3:1-10
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.