Dalam kehidupan bergereja, tegur menegur menjadi bagian dari hidup persekutuan kita. Bacaan kita di Injil Matius adalah menjadi salah satu referensi gereja melakukan penggembalaan kepada anggotanya. Teguran tidak bermaksud untuk memberikan hukuman apalagi pengucilan seseorang dari persekutuan umat. Demikian pula ketika kita baca Injil Matius, bacaan ini tidak dibaca sebagai bentuk regulasi hidup persekutuan namun dilihat sebagai cara kita bertumbuh bersama dalam persekutuan tubuh Kristus.
Teguran adalah tanggungjawab kita untuk merawat persekutuan. Kita sendiri adalah hasil didikan keluarga yang selalu memberi kesempatan bagi kita belajar lewat teguran, bukan? Berapa kali orang tua, saudara bersaudara tidak berdiam diri terhadap kehidupan kita dan mengambil langkah menegur betapa pun itu memiliki resiko disalahpahami. Ada masa di mana saya pun menolak teguran anggota keluarga dan menjadi marah namun kemudian saya menyadari kebenaran dari isi teguran tersebut. Kita menerima dan kita meyakini motivasi dan dasar dari anggota keluarga kita menegur adalah menginginkan yang terbaik bagi kita.
Tindakan menegur tidak pernah lepas dari motivasi kita mencari, peduli dan tidak pula terlepas dari tanggungjawab kita untuk terus mengampuni. Persekutuan juga diingatkan pada kekuatan doa. Semua bentuk perawatan persekutuan di dukung dalam doa. Betapa indahnya jika sebagai sebuah persekutuan kita menyatu hati dengan pergumulan anggota yang lain agar setiap orang merasakan cinta Tuhan dan persekutuan kita terus bertumbuh dalam cinta kasih dan kemurnian. Mari kita rawat persekutuan kita di dalam cinta Allah yang selalu mencari, memberi teguran karena kasih untuk saling menopang dan bertumbuh.
ve
#KeselamatanSudahDekat #TuhanHadirDalamNama-Nya #3PrinsipDalamMenasehati
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.