Kematian dan kebangkitan Kristus menegaskan bahwa kita pun sudah mati dan bangkit bersama-sama dengan Dia. Kini, kita tidak lagi menyandang status sebagai hamba dosa tetapi hamba kebenaran (Rm. 6:1-11). Inilah yang kemudian menjadi dasar bagi kita untuk terus hidup dalam kebenaran. Oleh karena itu, diperlukan adanya keselarasan antara kata dan perbuatan dari diri kita dengan status kita sebagai hamba kebenaran (bdk. Mat. 10:32). Inilah yang disebut sebagai integritas: keselarasan antara nilai kebenaran yang kita anut dan tindakan yang kita perbuat.
Namun demikian, keadaan seringkali membuat kita sulit untuk menyatakan bahkan menghidupi kebenaran. Tekanan dari jabatan, relasi, dan sebagainya kerap mendorong kita untuk akhirnya tidak berintegritas. Kita akhirnya takut akan merugi atau kehilangan sesuatu yang memengaruhi masa depan dan akhirnya tetap melakukan hal yang salah untuk melindungi diri.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terlebih dahulu memeriksa kembali sumber rasa aman kita. Jika kita yakin bahwa Allah ada bersama dengan kita, maka kita akan memiliki keberanian untuk melakukan dan menyatakan kebenaran. Marilah kita terus menghidupi status kita sebagai hamba kebenaran dengan berani karena Allah selalu menyertai kita!
EAS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.