Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: … kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan. (Luk. 17:10)
Hamba bukanlah tuan. Seorang hamba melakukan apa yang diperintahkan tuannya untuk dilakukan; hamba bekerja melayani dan menyenangkan hati tuannya.
Kepada murid-murid-Nya, Yesus berkata, “… hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna….” Pengikut Kristus adalah seorang hamba. Sebab, sebagaimana Yesus datang dan menjadi pelayan demikian juga pengikut-Nya menjadi hamba yang melayani. Seorang hamba dituntut taat dan setia kepada tuannya. Ketaatan terlihat di dalam melakukan perintah tuannya, semua dilakukan dengan sungguh dan benar. Setia berarti ia tidak berpaling dari tuannya, tidak lari meninggalkan tuannya. Seorang hamba hidup bergantung sepenuhnya kepada sang tuan. Tetapi bukan hanya taat dan setia, seorang hamba Tuhan juga haruslah memiliki karakter rendah hati; melakukan segala perintah tuannya tanpa mengharapkan pamrih, pujian dan/atau penghargaan apa pun juga dari tuannya. Sebab ia adalah hamba yang memang melakukan tugas dan perannya, “… kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.”
Pengikut Kristus adalah hamba Tuhan. Sudahkah kita benar- benar bersikap sebagai hamba yang taat dan setia? Apakah kita telah menjadi hamba yang rendah hati dalam melayani Tuhan? Atau justru kita masih bersikap seperti tuan yang ingin dilayani dan bukan melayani? Apakah kita masih lebih suka menyenangkan diri sendiri daripada menyenangkan hati Tuhan? (Pdt. Henni Herlina)
DOA:
Tuhan, sesungguhnya aku hamba yang tidak berguna, pakailah sesuai kehendak-Mu. Amin.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.