Tetapi firman Tuhan kepadanya: “Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” (Kis. 9:15-16)
Layakkah seorang penjahat menjadi pekabar Injil? Hal ini dipertanyakan, sebab umumnya pekabar Injil adalah orang-orang yang memiliki latar belakang baik; kelakuannya baik dan dari keluarga baik-baik.
Alkitab mengungkapkan bahwa Saulus mengancam, menganiaya dan bahkan membunuh murid-murid Tuhan. Perbuatan Saulus itu berlangsung hingga ia mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam perjalanannya ke Damsyik; di mana Saulus melihat cahaya yang memancar dari langit. Cahaya itu merobohkannya dan membuatnya buta. Tuhan lalu menyuruh Ananias untuk menemui Saulus dan berdoa baginya. Ananias yang mengetahui perbuatan Saulus bertanya kepada Tuhan mengapa Tuhan memilih Saulus, seorang yang membenci Tuhan dan berbuat jahat kepada murid-murid-Nya. Jawaban Tuhan ialah “orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku.” Tuhan memilih Saulus untuk melaksanakan misi-Nya. Tugas itu tidak mudah; Saulus akan menanggung banyak penderitaan karena tugas itu. Tetapi, Tuhan tidak akan membiarkan Saulus sendirian. Tuhan menyertai Saulus, dan itu dimulai dengan memulihkan penglihatan dan kekuatan Saulus.
Menjadi pekabar Injil bukanlah ditentukan oleh latar belakang seseorang, melainkan oleh pilihan Tuhan. Tugas memberitakan Injil tidaklah mudah, malahan diwarnai penderitaan. Namun, percayalah karena Tuhan yang memanggil dan mengutus, maka Dia juga yang akan memberi kekuatan untuk melakukan tugas itu. [Pdt. Arliyanus Larosa]
REFLEKSI:
Tuhan dapat memilih siapa saja menjadi murid-murid-Nya, asalkan mereka mau menanggung penderitaan selama pelayanannya.
Ayat Pendukung: Mzm. 29; 1Sam. 3:10–4:1a; Kis. 9:10-19a
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.