Tuhan telah menghajar aku dengan keras, tetapi la tidak menyerahkan aku kepada maut.(Mazmur 118:18)
Kadang sebagai orangtua kita harus bertindak tegas dan ke ras saat kita sadar bahwa anak kita melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya. Si anak mungkin tidak sepenuhnya menyadari maksud baik orangtuanya, tetapi suatu saat anak itu pasti memahami mengapa orangtuanya bertindak keras dan tegas terhadapnya.
Mazmur 118 ini dibuka dan ditutup dengan pengakuan iman yang meriah yaitu bahwa kasih setia Allah adalah untuk selama- lamanya. Salah satu ayat di dalamnya menyatakan bahwa Tuhan telah menghajar dengan keras tapi tidak menyerahkan kepada maut. Ini merupakan sebuah pengalaman iman bersama Allah. Sepertinya pemazmur sedang mengenang peristiwa keluarnya Bangsa Israel dari tanah Mesir. Oleh karena kedegilan hati Bangsa Israel, berulang kali Allah mesti menghajar dengan keras. Tujuannya bukanlah untuk membunuh bangsa ini, melainkan supaya bangsa ini belajar semakin taat dan patuh kepada-Nya. Kepatuhan kepada Allah akan membawa mereka kepada kehidupan. Ketika Allah menghajar Bangsa Israel, mereka tidak dapat melihat maksud dan tujuan Allah. Namun dengan berjalannya waktu, keturunan mereka dapat melihat bahwa apa pun yang Allah lakukan, semuanya dilandasi oleh kasih setia-Nya yang tak berkesudahan.
Bila kita juga mengalami didikan Allah, marilah belajar memercayai bahwa semuanya adalah untuk kebaikan kita. DidikanNya diberikan untuk menyelamatkan kita, bukan untuk membunuh kita. Percayalah bahwa tindakan Allah dilakukan semata karena kasih sayang-Nya yang tak berkesudahan kepada kita. [Pdt. Mungki A. Sasmita]
DOA:
Ajar kami, ya Tuhan, untuk selalu percaya bahwa segala yang Engkau kerjakan dalam kehidupan kami adalah untuk kebaikan kami. Amin.
Ayat Pendukung: Hak. 4:17-23; 5:24-31a; Mzm. 118:1-2, 14-24; Why. 12:1-12
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.