Minggu lalu kita diingatkan untuk menggantungkan hidup pada pihak yang dapat diandalkan yaitu Allah. Kebendaan menggoda kita untuk mengubah cara berfikir kita bahwa kita tidak dapat hidup tanpa harta. Harta menjamin dan menentukan bagaimana kita hidup bahkan memperlakukan sesama. Pandangan tersebut terus menerus ditawarkan kepada kita terlebih ketika dunia membuktikan bahwa tempat-tempat nyaman, kemudahan, diberikan kepada mereka yang memiliki kelimpahan harta, suatu kondisi ideal yang ingin dialami semua orang.
Godaan ini begitu besar, kita berjalan melawan arus untuk menghidupi nilai bahwa hidup tergantung sepenuhnya pada Allah dan bukan kebendaan.
Inilah yang menjadi tantangan kita untuk mempercayai firman bukan sekadar dengan mengerti namun menghidupinya dalam keputusan-keputusan hidup keseharian. Menghidupi firman artinya membuka diri untuk berproses diteguhkan, diyakinkan bahwa apa yang dinyatakan-Nya adalah benar dan membangun realita kehidupan. Di ayat 30, Lukas menuliskan, “Semua itu dicari bangsa-bangsa di dunia yang tidak mengenal Allah. Padahal Bapamu tahu bahwa kamu memerlukannya.”
Allah tidak menutup mata terhadap kebutuhan hidup namun Allah menawarkan jalan baru yang tidak disediakan dunia yaitu jalan bergantung pada janji-Nya. Pada saat semua itu menghilang maka ada pihak yang tinggal tetap untuk menopang yaitu Allah. Pada saat semua itu direbut dan dirampas ada satu hal yang tetap menjadi milik kita yaitu percaya dan keteguhan hati bahwa Allah tidak meninggalkan kita. Allah mengajarkan dan menawarkan sebuah kualitas hidup merdeka dari segala keterikatan dan kemelekatan. Kita hanya dapat membuktikannya pada saat kita menghidupinya dalam keseharian. Ajaran ini hanya menjadi sebuah pengetahuan yang terus menerus kita pertanyakan dan ragukan pada saat kita tidak membuat keputusan untuk menjalani, memperjuangkan dan menjadikannya cara hidup. Maka marilah kita menghidupi apa yang difirmankan dengan mengalami, menghidupi dan membuktikan suatu kualitas hidup baru yang dijanjikan-Nya adalah suatu kualitas hidup damai sejahtera yang tidak pernah diberikan oleh dunia.
Amin (DVA)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.