Pemulihan selalu mendatangkan kegembiraan. Syair ini menggambarkan pemulangan para buangan dari Babel ke negeri Israel (Yer 31: 7-9). Masa-masa kepahitan dan kegetiran berlalu, Allah menuntun umat-Nya memasuki pembebasan. Pemazmur menggambarkan situasi ini sebagai situasi yang tidak terduga namun menggembirakan. Peristiwa pemulihan ini membuat manusia melihat kuasa dan kasih Allah yang besar atas hidup umat-Nya. Masa-masa pahit tidak akan berlangsung terus menerus namun ada saatnya masa kegembiraan dan tawa mengisi kehidupan. Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan sorak sorai. Orang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya (ayat 5-6).
Pemulihan Israel menjadi kekuatan pengharapan bagi kita dalam hidup hari ini. Masa-masa pahit yang kita alami selama ini baik secara pribadi maupun komunal akan segera berlalu. Yang perlu dilakukan adalah terus menabur sekalipun mencucurkan air mata. Menabur benih yang baik dengan melangkah maju. Benih-benih akan bertumbuh memberikan kehidupan baru yang lebih baik.
Keluarga mengambil peranan penting untuk menabur benih yang baik. Keluarga dipanggil Allah untuk menjadi berkat bukan saja bagi dirinya tapi terlebih bagi orang lain. Keluarga diutus Allah memberitakan dan melakukan apa yang baik agar dapat menjadi kesaksian baik dunia tentang Allah. Pemulihan di mulai dari keluarga ketika setiap keluarga serius menyiapkan anggota keluarga untuk melakukan kehendak Allah di mana pun mereka diutus di luar rumah. Pemulihan di mulai dari keluarga ketika setiap keluarga membiasakan nilai-nilai baik sebagai pembentukan karakter maka dari sanalah keluarga mengambil peranan untuk melakukan pemulihan bagi dunia. Dunia di mana kita hidup, dunia tempat Allah mengutus kita. Mulai dari dunia di tempat kita berpijak, membangun relasi. Dunia yang dekat yang membutuhkan banyak pemulihan.
DVA
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.