Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. (Yoh. 1:30)
Jika ada kesempatan untuk menjadi terkenal, maka sangat mungkin kita akan mengambil kesempatan itu. Jika ada peluang untuk menjadi terkenal, maka mungkin kita akan langsung memanfaatkannya. Tetapi, berbeda dengan kebanyakan orang, hal ini tidak berlaku bagi Yohanes Pembaptis.
Yohanes disebut pembaptis karena pekerjaannya adalah membaptis. Selain itu, Yohanes bertugas menyiapkan jalan bagi pelayanan Mesias. Ada yang bertanya siapakah Yohanes itu? Bahkan, ada yang menduga bahwa ia adalah Yesus. Yohanes Pembaptis memiliki kesempatan untuk menjadi lebih terkenal dari Yesus. Tetapi, Yohanes tidak menggunakan kesempatan itu. Di sini dapat kita lihat, betapa rendah hati dan taatnya Yohanes Pembaptis. Dia tidak membesar-besarkan dirinya, melainkan Yesus semata. Dia tidak mengaku-ngaku sebagai Mesias, melainkan bersaksi bahwa Yesuslah Tuhan dan Juruselamat. Kerendahan hati Yohanes semakin nyata ketika mengatakan, “Membuka tali kasut-Nya pun, aku tidak layak.”
Yohanes Pembaptis tidak tergoda untuk menjadi lebih terkenal, meskipun kesempatan itu ada. Yohanes mengajari kita untuk tidak lupa diri, melainkan menyadari bahwa kita adalah hamba Tuhan. Pencapaian kita adalah anugerah Tuhan. Kita ada di dunia ini untuk menyaksikan tentang kasih dan karya Tuhan. Bukan kita, melainkan Tuhan; Tuhanlah yang harus selalu kita beritakan agar Ia semakin dikenal. [Pdt. Yosafat Simatupang]
REFLEKSI:
Bukan kita, melainkan hanya Tuhanlah yang harus dimuliakan. Janganlah takabur dan lupa diri!
Ayat Pendukung: Yes. 49:1-7; Mzm. 40:1-11; 1Kor. 1:1-9; Yoh. 1:29-42
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.