Khotbah Zakaria berisi pesan Allah yang amat jelas, yaitu bahwa upaya Zerubabel untuk melakukan tugasnya sebagai pemimpin Israel, termasuk membangun kembali Bait Allah, niscaya akan berhasil. Asalkan ia tak melupakan, bahwa itu hanya akan terjadi, “Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku..” (Za. 4:6).
Ini adalah tema yang amat kita gemari sejak Sekolah Minggu: “Tuhan yang akan berperang bagi kita! Dan bila IA di pihak kita, siapakah yang dapat melawan kita…?” Apakah ini lalu berarti bahwa dalam berbagai usaha dan pemecahan persoalan dalam hidup kita, kita cukup berpangku tangan saja dan menyilakan Tuhan yang bertindak? Ada 2 hal yang amat prinsipial di sini.
Pertama, segala sesuatu terjadi karena kekuatan Roh Allah. Dengan kemampuan dan kekuatan kita sendiri, kita takkan mampu melaksanakan apa pun yang Tuhan kehendaki bagi kita. Jelas yang dirujuk di situ adalah keperkasaan dan kekuatan tentara Israel. Tetapi juga dapat menunjuk pada kemampuan dan kekuatan kita dalam hidup ini.
Yang kedua, itu lalu berarti bahwa kita kemudian tidak dapat berpangku tangan saja. Khotbah Zakaria ditujukan kepada Zerubabel dan siapa pun yang aktif bekerja serta berusaha dalam “pekerjaan” Tuhan. Dalam diri Zerubabel hal itu adalah upayanya dengan segala daya untuk menuntaskan pembangunan Bait Allah. Sedangkan kita, dalam segala upaya kita untuk membangun hidup kita, dan jemaat kita, dengan segala program di dalamnya (termasuk Community Center), dalam terang pembangunan Kerajaan Allah. Di situ segala kemampuan dan kekuatan kita dibutuhkan, walau bukan yang terutama menjamin keberhasilan. Namun kesediaan kita untuk memberikan serta mengerahkan segenap pemberian Allah untuk “membangun”, niscaya akan dimanfaatkan Allah sebagai wahana karya-Nya.
Inilah sikap yang kiranya kita kembangkan dalam menantikan, menyambut dan mengalami kembali, penebusan Allah dalam Kristus.
PWS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.