Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi dia menolak dihiburkan, serta katanya: “Tidak! Aku akan berkabung … Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya. (Kej. 37:35)
Anak adalah jantung hati orang tua, demikian bunyi sebuah ungkapan. Anak menjadi pusat kasih sayang bahkan pusat kehidupan orangtuanya. Itulah sebabnya, ketika anak yang dikasihi hilang atau meninggal dunia maka duka mendalam pasti dirasakan oleh orangtuanya. Jantung hatinya pergi dan hilang, masa depan terlihat begitu kelam. Harapan yang diletakkan pada anaknya pun sirna.
Rasanya wajar ketika Yakub begitu bersedih saat mendengar berita dari anak-anaknya bahwa Yusuf anak yang sangat dikasihinya telah mati. Pakaian Yusuf yang berlumuran darah dibawa dan ditunjukkan oleh saudara-saudaranya kepada Yakub sebagai bukti kematian Yusuf. Yakub yang melihat pakaian Yusuf berlumuran darah pun mengambil kesimpulan bahwa Yusuf mati diterkam binatang buas. Yakub sangat terpukul. Ia lalu mengenakan pakaian kabung di pinggangnya. Kasihnya yang begitu besar kepada Yusuf membuat ia tidak mau dihibur siapa pun. Bahkan ia ingin menjalani hari-harinya dengan berkabung sampai mati.
Setiap orang pasti akan mengalami duka dan kehilangan. Orang-orang yang kita kasihi tak selamanya ada bersama kita. Suatu saat mereka akan pergi dan kita pun kehilangan. Bagaimana cara kita menghadapi duka dan melaluinya? Sebagai orang percaya, kita menghadapinya bersama Tuhan sumber penghiburan. Di dalam Dia ada pengharapan dan kekuatan. Kepada-Nya, kita datang untuk mendapat penghiburan. [Pdt. Eko Priliadona Susetyo]
DOA:
Tuhan, Engkau sumber penghiburan kami yang sejati, kiranya kami berharap hanya pada-Mu.
Ayat Pendukung: Mzm. 28; Kej. 37:29-36; 2Pet. 2:4-10
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.