Ungkapan “berbahagialah” mengingatkan kita pada pengajaran Tuhan Yesus tentang “Kotbah di Bukit”.
Sebutan berbahagialah mereka yang miskin, yang lapar dan yang menangis diparalelkan dengan celakalah mereka yang kaya, yang kenyang dan yang tertawa. Paralel ini bukan berarti hitam putih, yang kaya, kenyang dan tertawa pasti akan menderita, atau yang miskin, lapar dan menangis pasti akan bergembira dan bersukacita.
Semua hal di atas sebenarnya terkait dengan apa yang ada di dalam hati manusia, ketimbang yang nampak, karena orang yang tampak kaya, kenyang dan tertawa, bisa saja hanya kelihatannya seperti itu namun dalam kehidupannya sendiri banyak mengalami kekurangan, kelaparan dan tangisan karena permasalahan yang dihadapi.
Oleh sebab itu kata kunci pada ayat 22 sangat penting untuk dipahami: apabila oleh karena Anak Manusia, kamu dibenci, dikucilkan, dicela dan ditolak, maka berbahagialah, dan bahkan lebih jauh lagi pada ayat 23 dikatakan “bersukacitalah dan bergembiralah” karena upahmu besar di Sorga.
Suasana kebahagiaan dalam kehidupan seseorang, menurut Tuhan bukan dilandaskan pada kenyamanan yang diperolehnya karena keberhasilannya, tapi justru sebaliknya, seseorang akan mengalami kebahagiaan ketika ia melakukan seperti yang dikehendaki oleh Tuhan yaitu ketika ia menyatakan apa yang benar, apa yang adil, dan apa yang sesuai dengan sabda atau firman Tuhan.
Tapi yang seringkali terjadi, banyak orang memposisikan diri sebagai orang yang hanya menyenangkan orang lain, meskipun ia melakukan ketidakadilan, penindasan dan merugikan orang lain. Orang lebih memilih menyenangkan orang lain, ketimbang menyenangkan Tuhan. Tindakan seperti ini lah yang dilakukan oleh nabi-nabi palsu, yaitu orang lebih suka memilih aman, ketimbang harus menegur kesalahan orang lain. Nabi palsu tidak punya keberanian untuk menegur orang lain, karena ia juga merasa mempunyai kesalahan.
Hati-hati potensi untuk menjadi nabi palsu juga ada pada kita, dan karena itu hidup kita di dalam Tuhan tidak berbahagia.
tt
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.