“Lalu datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan memberitakan baptisan tobat untuk pengampunan dosa’.’ (Lukas 3:3)
Minggu Adven II membawa berita tentang sosok Yohanes Pembaptis. Bukan karena ia masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Kristus, tetapi karena Yohanes Pembaptis adalah nabi penutup Perjanjian Lama sebagaimana dinubuatkan oleh Nabi Maleakhi (Mal. 4:5-6).
Sebagai nabi penutup, Yohanes memiliki peran sebagai Nabi Akhir Zaman. Karena itu, Yohanes secara khusus memberitakan baptisan tobat. Baptisan tobat itu berkaitan dengan persiapan umat Israel menyambut kedatangan Kristus sebagai Mesias. Inkarnasi dan karya penebusan Kristus akan membawa pemulihan dan pengampunan dosa apabila umat terlebih dahulu bersedia bertobat. Tanpa pertobatan tidak akan tersedia pengampunan dosa. Pertobatan adalah pengakuan akan dosa yang pernah dilakukan dan keterbukaan diri untuk dipimpin oleh kehendak Allah.
Hambatan bagi manusia untuk bertobat adalah sikap pembenaran diri saat mereka hidup dalam keinginan daging. Dengan pembenaran diri tersebut manusia tidak dapat mengalami kebenaran Allah yang membebaskan. Sebaliknya, pembenaran diri tersebut membawa kita kepada kesesatan yang akan membinasakan. Karena itu pertobatan bukanlah tindakan sekali jadi, tetapi harus dilakukan setiap saat. Kita perlu senantiasa rendah hati untuk dibarui oleh penebusan Kristus. Kerendahan hati itulah yang memampukan kita mengalami kebenaran Allah yang menyelamatkan. [Pdt. Yohanes Bambang Mulyono]
DOA:
Ya Bapa, berilah kami hati yang jujur dan tajam melihat setiap dosa agar kami hidup dalam kebenaran-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Mal. 3:1-1; Flp. 1:3-11; Luk. 3:1-6
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.