Allah Turut Bekerja

Roma 8:26-39

Belum ada komentar 113 Views

Pernyataan “Allah yang hidup”, muncul dari pengalaman iman umat Israel yang menyaksikan Allah, bukan sekedar imaginasi manusia saja, melainkan Allah yang menyejarah, Allah yang campur tangan dalam kehidupan manusia.

Bagi umat Israel, apa pun yang terjadi dalam kehidupan ini, tidak ada yang kebetulan, semua terjadi karena Tuhan memang menghendaki itu terjadi. Dia secara aktif terlibat dalam kehidupan ini, sehingga ketika seseorang menghadapi kesulitan, bahkan penderitaan, sebagai orang percaya, ia tahu bahwa semua yang terjadi akan membawa kebaikan bagi dirinya.

Kepercayaan akan kehadiran Allah ini membangun ketahanan dan kegigihan dalam diri seseorang saat menghadapi rintangan, sehingga ia dapat memiliki pengharapan yang akan mendorongnya untuk terus maju.

Campur tangan Allah yang turut bekerja dalam segala sesuatu, membangun nilai Resiliensi dalam diri seseorang, yaitu kemampuan untuk pulih dari keterpurukan dan belajar darinya. Saat seseorang mengalami kegagalan, keyakinan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu dapat membantunya melihat pelajaran yang bisa dipetik dan peluang baru yang mungkin muncul dari situasi tersebut. Hal ini memungkinkannya untuk bangkit kembali dengan harapan dan tekad yang baru.

Keyakinan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu memungkinkan seseorang untuk menyerahkan kekhawatirannya, sehingga ia dapat mengembangkan ketahanan dan keteguhan dalam menghadapi situasi yang tidak pasti, karena ia tahu bahwa Allah memiliki rencana yang baik dan Dia ada bersamanya.

Kombinasi antara keyakinan akan campur tangan Allah dan upaya membangun nilai resiliensi dalam diri seseorang dapat memberikan landasan yang kokoh dalam menghadapi tantangan hidup. Keyakinan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu memberikan harapan, kepastian, dan dorongan untuk terus maju. Sementara nilai resiliensi membantu kita bertahan, beradaptasi, dan bangkit kembali dalam menghadapi rintangan dan ketidakpastian. Dengan demikian, kombinasi keduanya memberikan pondasi yang kuat untuk mengatasi dan tumbuh melalui berbagai situasi dalam kehidupan.

(TT)

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu
  • PENGALAMAN SPIRITUAL YANG MENEGUHKAN
    Lukas 9:28-43
    Di puncak gunung, para murid menyaksikan pemuliaan Yesus-sebuah momen yang melampaui pengalaman manusiawi biasa. Suara dari awan meneguhkan, “Inilah...
  • ROH TUHAN ADA PADAKU (Lukas 6:27-38)
    Kasihilah musuhmu Berbuatlah baik kepada yang membenci Mintalah berkat kepada yang mengutuk kamu Berdoa bagi yang mencaci-maki Ditampar pipi...
  • Ketika Berkat Tidak Terlihat
    Lukas 6:20
    “Berbahagialah hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah”. Ketika anda mendengar ucapan bahagia seperti itu, apa...
  • HIDUP DALAM PENGHARAPAN
    LUKAS 5:1-11
    Hidup dan berjalan bersama Tuhan tidak selalu berada dijalan yang lurus dan mulus seperti garis linear, tetapi ada kalanya...
  • Rahmat di Tempat Tak Terduga
    Lukas 4:21-30
    Rahmat adalah pemberian Allah yang kita terima bukan karena kita berhak menerimanya. Ia adalah pemberian Allah sekalipun kita tak...