Ada pepatah yang mengatakan “penyesalan selalu datang terlambat.” Penyesalan kita rasakan pada saat kita menyadari keputusan yang kita ambil kurang (tidak) tepat, ketika kita menyadari kesalahan kita dan ketika kita melihat hasil yang tidak memuaskan. Dengan rasa penyesalan kita sering kali berharap jika bisa memutar waktu maka kita akan mengambil keputusan, tindakan yang berbeda. Penyesalan memuat perasaan bersalah dari apa yang telah kita perbuat. Dan bagaimana jika dikatakan Allah menyesal? Apakah Allah telah salah bertindak? Allah telah salah memutuskan?
Kisah pertobatan kota Niniwe telah menggerakkan hati Allah yang semula akan melancarkan hukuman berganti dengan rahmat pengampunan. Dari perubahan inilah kemudian dituliskan bahwa Allah menyesal karena malapetaka yang dirancangkan-Nya. Penyesalan Allah tidak berasal dari sebuah kesalahan atau ketidaktepatan mengambil keputusan untuk menghukum Niniwe tetapi berasal dari belas kasih. Hatinya digerakkan oleh belas kasihan itu yang mengubah Allah dari rencana semula. Bahwa kejahatan Niniwe pantas mendapatkan hukuman bukanlah keputusan yang salah untuk disesali Allah. Tetapi hati Allah yang luas dan dalam dengan cinta, yang siap terbuka oleh respon umat yang dikasihi-Nya, itulah yang menggerakkan hati Allah untuk berubah dari rancangan semula yang disebut dengan penyesalan-Nya.
Setiap hukuman adalah hal yang pantas kita terima karena kegagalan kita untuk hidup dalam ketaatan tetapi setiap hukuman telah berubah menjadi rahmat pengampunan yang memberikan kepada kita kesempatan baru. Kesempatan untuk mensyukuri anugerah Allah yang menyelamatkan hidup. Kesempatan untuk dapat memulai dengan cara yang berbeda untuk menyenangkan hati-Nya yang penuh dengan cinta kasih.
dva
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.