“Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau.” (Kis. 10:4)

“Aduh, Pa, aku lupa membawa buku pelajaran Matematika,” keluh anak saya ketika kami dalam perjalanan menuju sekolah. ”Kok bisa lupa? Ingatnya kenapa baru sekarang, sudah dekat lo dengan sekolahmu,” jawab saya. Lupa berarti ada momen di mana kita tidak mengingat sesuatu.

Malaikat Allah mengatakan kepada Kornelius bahwa Allah mengingatnya. Hal itu tidak berarti ada momen di mana Allah melupakan Kornelius. Frasa ”Allah mengingat engkau” adalah penegasan bahwa Allah berkenan pada apa yang dilakukan oleh Kornelius, yakni doa dan sedekahnya. Bukan hanya berkenan, Allah juga akan memakai Kornelius untuk menjadi alat-Nya menyebarkan Injil. Kornelius yang bukan orang Yahudi, tetapi beribadah kepada Allah Israel, diminta malaikat untuk menemui Petrus yang tengah berada di Yope. Ketika Kornelius bertemu dengan Petrus, maka Injil diberitakan kepadanya. Peristiwa ini menjadi salah satu awal pemberitaan Injil bagi bangsa bukan Yahudi. Petrus dan orang-orang yang bersama dia sangat terkejut menyaksikan bahwa Roh Kudus ternyata bekerja juga atas Kornelius dan seisi rumahnya.

Injil adalah kabar sukacita untuk segala bangsa. Tidak ada satu pun suku bangsa yang diabaikan dalam pemberitaan Injil dan karya Roh Kudus. Allah mengingat setiap suku, kaum dan bahasa. Apakah kita juga mengingat mereka dalam doa dan pemberitaan Injil? [Pdt. Wahyu Pramudya]

DOA:
Tuhan, ajarlah kami untuk mengasihi apa yang Engkau kasihi: seisi dunia ini. Amin.

Ayat Pendukung: Mzm. 99; Ul. 9:6-14; Kis. 10:1-8
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.