… ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. (Yoh. 1:8)
Dalam keseharian, ada istilah penjilat. Istilah penjilat adalah kiasan, artinya adalah seseorang yang didorong oleh kondisinya untuk bicara atau berbuat secara berlebihan tentang kebaikan orang lain. Orang lain yang diceritakannya bisa orang besar atau berpengaruh. Namun biasanya, orang lain itu adalah orang yang darinya si penjilat memperoleh keuntungan. Penjilat biasanya didorong oleh kebutuhan atau ambisi untuk mencapai sesuatu. Oleh karena itu, ia harus melewati kebaikan seseorang yang berpengaruh. Maka, si penjilat, entah terpaksa atau tabiat, “menjilat“ seseorang. Ia mencari muka, agar orang yang dijilatnya itu memandangnya.
Yohanes bukan penjilat. Ia adalah pemberita terang, namun bukan terang itu sendiri. Terang yang diberitakannya adalah Kristus yang akan datang. Meskipun ia lebih dahulu menjadi besar sebelum Yesus, namun ia tahu siapa dirinya. Ia hanya pendahulu, seorang saksi tentang Kristus.
Godaan setiap orang yang besar adalah ingin menjadi lebih besar lagi. Itu baik. Namun, waspadalah supaya jangan melebihi Allah. Jangan bersaksi tentang diri sendiri, tetapi tentang Allah. Menjadi besar bagus, namun jangan kita lupa diri. Kita hanya utusan Allah yang mempersaksikan Kristus. Tidak lebih. Saat kita menjadi besar, dengan memiliki kekuasaan atau kekayaan, adalah saat Allah hendak memakai kita untuk menjadi saksi dan utusan-Nya di dunia. [Pdt. (Em.) Rasid Rachman]
DOA:
Kami berdoa bagi setiap orang berpengaruh untuk takut hanya kepada-Mu, ya Tuhan. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 61:1-4, 8-11; Mzm. 126; 1Tes. 5:16-24; Yoh. 1:6-8, 19-28
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.