Lalu terbukalah Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu, dan kilat pun memancar, bunyi guruh menderu, dan terjadilah gempa bumi dan hujan es lebat. (Wahyu 11:19)
Kitab Wahyu memiliki banyak simbol yang menyiratkan makna tertentu. Menurut beberapa ahli kitab, Yohanes sang penulis sengaja memakai simbol-simbol agar surat pastoral itu tidak bisa dipahami dengan jelas oleh prajurit Romawi. Dengan demikian surat itu mendapatkan akses masuk ke tujuh jemaat di Asia Kecil.
Dalam Wahyu 11:15-19, Yohanes menggunakan simbol tujuh sangkakala yang ditiup malaikat, diikuti oleh suara besar mengumumkan bahwa kerajaan dunia telah menjadi milik Kristus dan Dia akan berkuasa untuk selama-lamanya. Para tua- tua bersujud dan bersyukur di hadapan Allah, karena Dia telah mengambil alih pemerintahan dunia dan memerintah sebagai Raja. Setelah itu digambarkan Bait Suci di surga terbuka, dan dalam bait itu tampaklah tabut perjanjian. Ini menunjukkan bahwa akses ke hadirat Allah di surga kini terbuka bagi semua yang percaya kepada Kristus. Kemudian, muncul guntur, petir, gempa bumi besar, dan hujan besar yang menunjukkan penghakiman Allah yang besar atas dosa dan kejahatan di dunia.
Yohanes ingin menyampaikan pesan bahwa Tuhan akan datang dan mengambil alih pemerintahan dunia dan memerintah sebagai Raja yang adil. Seluruh dunia akan bersujud di hadapan- Nya dan Allah akan melakukan penghakiman atas dosa. Hal ini mengingatkan kita akan akhir zaman dan pentingnya untuk hidup setia kepada Kristus, yang akan memberi kita akses masuk ke dalam kerajaan-Nya yang kekal. [Pdt. Daniel Kristanto Gunawan]
REFLEKSI:
Sudahkah kita siap menyambut kedatangan Tuhan kembali?
Ayat Pendukung: 1 Sam. 17:55-18:5; Mzm. 63; Why. 11:15-19
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.