Di sebuah gereja yang tenang, seorang anak perempuan datang dengan mata yang sembab. Dengan suara gemetar, ia memohon kepada sang pendeta, “Tolong doakan ibu saya Bu. la telah pergi meninggalkan kami… dengan sebuah alasan yang saya sendiri belum sepenuhnya mengerti”. Pendeta itu memandangnya dengan kasih lalu memegang tangan si anak dan mulai berdoa dengan hati yang hening namun penuh harap, “Ya Tuhan, tolonglah anak ini. Engkau tahu betapa dalam rindunya pada sang ibu. Gerakkanlah hati sang ibu untuk kembali, agar kasih dan pelukan yang hangat bisa dirasakan lagi oleh anak ini. Jika ibunya tidak kembali, kami mohon… hadirlah Engkau dalam hidupnya. Kirimkan sosok yang dapat menjadi ibu baginya”. Doa itu menggema dalam keheningan.
Hari-hari berlalu…
Dan sungguh, Tuhan menjawab doa dengan cara-Nya sendiri. Ibu sang anak memang tidak kembali seperti dulu. Dalam hening sang pendeta menyadari doa yang ia ucapkan bukan sekedar kata-kata melainkan panggilan yang dijawab lewat hatinya sendiri. “Tuhan bila Engkau tak menghadirkan ibunya kembali maka pakailah aku menjadi ibu bagi anak ini,” Tatkala seorang murid berkata kepada Yesus: “Tuhan ajarkan kami berdoa!” Yesus mengajarkan mereka berdoa dalam 2 hal yaitu berdoa dalam kata-kata (ayat 1-4) dan berdoa dalam perbuatan nyata (ayat 5-11). Selamat berdoa (LS)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.