Hatiku mengikuti firman-Mu: “Carilah wajah-Ku”; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN. (Mzm. 27:8)

Banyak orang ingin mencari kebaikan, tetapi tidak banyak yang mau menjadi kebaikan. Semua ingin mendapatkan rahmat, tetapi tak semua mau menjadi tanda rahmat. Kita selalu mau mencari wajah Tuhan, tetapi tak semua dari kita mewajahkan wajah Tuhan di wajah kita. Melihat Romo Mangun, kita seperti melihat wajah Tuhan yang hadir bersama orang-orang kecil.

Pemazmur dalam teks Alkitab hari ini memperlihatkan kesungguhan dirinya mencari wajah Tuhan. Sebab baginya, Tuhan adalah tempat perlindungan. Saat itu sang pemazmur, Daud, sedang berada dalam ancaman para musuh. Karena itu, ia datang dan memohon pertolongan Tuhan. Bahkan, hanya Tuhan satu-satunya yang Daud andalkan. Dalam tuturannya Daud sendiri mengatakan, “Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun Tuhan menyambut aku.” Artinya, Daud yakin dengan sungguh dan pasti bahwa Allah akan menolong dia di tengah-tengah kesendiriannya. Dalam keyakinan inilah Daud menemukan harapan dan kekuatan untuk berjuang.

Rasanya indah sekali kalau kita yang menemukan harapan dalam Tuhan berikhtiar untuk menjadi harapan bagi sesama, khususnya kaum miskin dan orang marginal. Rm. Mangun melakukannya di kali Code, Yogyakarta. Ia mendampingi para pengemis, pencopet, pemulung hingga PSK sehingga terjadi perubahan mental dan pemukiman di kali Code. Kini, dapatkah orang lain menemukan wajah Tuhan di wajahmu, dan di wajahku? [Pdt. Hariman Pattianakotta]

REFLEKSI:
Orang dapat menemukan wajah Tuhan dalam wajah kita ketika kita hadir memberikan kasih dan pendampingan bagi yang membutuhkan.

Ayat Pendukung: Mzm. 27:7-14; Kej. 49:1-2, 8-13, 21-26; Luk. 1:67-79
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.