Beberapa waktu belakangan ini kita sering melihat perilaku sebagian masyarakat di Jakarta yang cenderung menyimpang, Maksudnya adalah perilaku yang cenderung “semau gue”, tidak mengikuti aturan yang ada, tidak menaati ketentuan yang berlaku dan melanggar norma-norma yang berlaku umum.
poskotanews.com
Kita sering sekali bertemu dengan rombongan pengendara sepeda motor yang berjalan seenaknya, potong sana potong sini sampai melawan arus, seolah-olah mereka ini tidak tahu aturan lalu lintas. Mungkin benar bahwa mereka tidak tahu mengenai aturan lalu lintas, mungkin sebagian dari mereka juga tidak memiliki SIM. Untuk memiliki sebuah sepeda motor sangatlah mudah. Punya uang lima ratus ribu rupiah dan fotokopi rekening listrik, kita sudah dapat membawa pulang sebuah sepeda motor.
Ibu Tami, tukang pijit istri saya, seorang yang buta huruf (aneh juga ya, hari gini masih ada orang yang buta huruf di kota metropolitan Jakarta), suatu hari datang dengan naik sepeda motor baru. Ia bercerita bahwa ia baru saja mengangsur sepeda motor dengan meminjam rekening listrik salah satu pelanggannya. Ketika ditanya kapan belajar naik motor, ia cerita bahwa ia baru belajar setelah punya motor, diajari oleh si penjual motor, dua kali keliling lapangan, lantas bawa pulang. Tiga bulan kemudian, ia sudah pulang kampung ke Lampung (!) dengan naik sepeda motor. Sudah pasti si ibu Tami ini tidak punya SIM dan tidak pernah ikut ujian untuk mendapatkan SIM. Tentunya masih banyak ibu Tami-ibu Tami lain di Jakarta ini, jadi kita tidak usah heran kalau perilaku para pengendara sepeda motor itu seenaknya sendiri saja.
oto.detik.com
Para pengendara mobil juga tidak kurang aneh perilakunya. Contoh, kalau hari hujan deras, banyak pengemudi yang menyalakan lampu hazard. Lampu hazard adalah lampu yang harus dinyalakan ketika mobil dalam keadaan darurat seperti mogok, ban kempes, kecelakaan dan sebagainya. Kalau hujan deras, yang seharusnya dinyalakan adalah lampu kecil atau lampu kabut. Di suatu terowongan di jalan tol JORR, ada peringatan untuk menyalakan lampu di sepanjang terowongan. Alih-alih menyalakan lampu besar atau kecil, yang dinyalakan adalah lampu hazard. Bahkan banyak pula yang tidak menyalakan lampu sama sekali. Peringatan itu tentu ada tujuannya, yaitu karena terowongan itu cukup panjang, jika ada kendaraan di belakang tidak menyalakan lampu, maka mobil itu tidak akan terlihat oleh mobil di depannya karena silau oleh cahaya di ujung terowongan, dan itu sangat membahayakan.
Ngomong-ngomong soal lampu hazard, ada juga pengemudi yang menyalakan lampu hazard ketika di perempatan hendak berjalan lurus. Ini perilaku yang sangat aneh, entah aturan dari mana yang menyatakan itu, mungkin karena bukan mau belok ke kiri atau ke kanan, maka dinyalakan kedua-duanya. Jangan-jangan mereka juga tidak pernah ikut ujian untuk mendapatkan SIM. Bahkan belakangan ini, yang melawan arus bukan hanya pengendara sepeda motor tetapi sudah menular kepada pengendara mobil. Di jalan-jalan tertentu, pengendara mobil ada yang nekad melawan arus.
matanews.com
Perilaku aneh yang lain dapat kita lihat di televisi. Para tersangka kasus korupsi, yang umumnya adalah orang-orang yang sudah banyak dikenal, apakah itu pejabat, anggota DPR, pengusaha, hakim ataupun jaksa, menunjukkan perilaku yang biasa-biasa saja seperti tidak terjadi apa-apa dengan diri mereka, padahal tuduhan korupsinya bernilai miliaran rupiah, masih bisa cipika-cipiki pula dengan sesama tersangka. Pakaian yang dipakai pun masih tetap modis, mungkin juga masih tetap harum dan dandanannya pun masih sama seperti sebelum ditahan. Mereka berlaku seperti layaknya para selebritis. Ini perilaku yang luar biasa aneh, tidak tampak sedikit pun rasa malu di wajah mereka, apalagi rasa bersalah walaupun sudah memakai baju bertuliskan Tahanan KPK. Hal ini bertolak belakang dengan para terdakwa yang terlibat kasus pencurian motor, pencuri jemuran atau pencuri sandal. Mereka datang dengan wajah tertunduk dan selalu berusaha menghindar dari kamera wartawan.
iPad, sebuah gadget yang canggih dan yang sedang tren saat ini, memiliki fitur yang sangat banyak, mulai dari browsing internet, menerima dan mengirim email, membaca buku digital, ada kamera dan video recorder, membuat presentasi sampai dengan bisa dipergunakan sebagai alat musik dan bermain band, dan tidak ketinggalan juga untuk bermain games. Fitur yang paling banyak dipakai adalah untuk browsing internet dan bermain game.
Di sebuah mal, seorang ibu sedang menyuapi anaknya yang kelihatannya rewel, kemudian sang ibu berkata, “Awas ya, nanti nggak boleh main iPad”, maka serta merta si anak menjadi penurut dan makan dengan lahap. Masih di mal yang sama, di sebuah restoran bakmi yang sangat terkenal, terlihat seorang anak, belum berumur dua tahun, duduk di kursi anak sambil memainkan iPad dan di sampingnya si “mbak” menyuapinya dengan mudah. Ternyata di sini iPad mendapat fitur tambahan yaitu bisa membuat anak-anak makan dengan lebih cepat dan tidak rewel. Indonesia memang penuh dengan anomali.
Sindhu Sumargo
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.