Membuat keputusan yang benar adalah kerinduan setiap orang. Setiap orang berusaha agar keputusannya mendatangkan kebaikan dalam hidupnya. Resiko-resiko yang akan dihadapi menjadi bahan pertimbangan seseorang dalam mengambil keputusan. Semakin beresiko tinggi keputusan itu maka semakin kita menghindarinya. Banyak hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pertanyaannya apakah kita pun mempertimbangkan dalam kaca mata iman kita bukan sekedar soal untung rugi bagi diri kita sendiri?
Yusuf telah bertetapan hati untuk menceraikan Maria karena baginya ini adalah keputusan yang terbaik bagi semua pihak (dirinya dan juga Maria?). Dalam kisah ini kita melihat bahwa kadang kala yang terbaik bagi manusia menjadi sebuah kesalahan besar pada saat dibawa ke terang kehendak Allah. Yusuf pun diingatkan untuk tidak mengambil keputusan yang telah dipikirkannya. Allah menyatakan maksud-Nya kepada Yusuf. Yusuf bersedia mengubah keputusannya karena ia mempercayai Allah yang memberikan yang terbaik walau pun itu belum dilihat dan dirasakannya (juga Maria) saat itu.
Kehidupan memberikan kesempatan bagi kita untuk membuat keputusan. Kiranya setiap hari dalam setiap keputusan yang kita buat, kita tidak melupakan untuk memberi waktu untuk melihatnya dalam kaca mata iman. Memberi waktu untuk mengerti dan mencerna kehendak Allah dalam hidup kita. Memberi waktu untuk memiliki keberanian menghadapi segala resiko, bahkan ketika keputusan itu tampaknya tidak populer sekalipun. Mempercayai hidup dalam rahmat Allah, mempercayakan kuasa Roh Allah bekerja, maka kita akan membuktikan bahwa rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera. Selamat mengambil keputusan dalam hikmat Allah, Roh Kudus menolong kita
dva
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.