… pergilah segera menemui utusan-utusan raja Samaria dan katakan kepada mereka: Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu pergi untuk bertanya kepada Ba’al-Zebub, ilah di Ekron? (2 Raja-raja 1:3)
“Di mana ada keraguan akan Tuhan, di situ ada ketidakpercayaan akan Tuhan. Di mana ada ketidakpercayaan akan Tuhan, di situ ada penolakan terhadap kasih dan pertolongan Tuhan.” Pernyataan ini menegaskan kepada kita bahwa penolakan terhadap kasih dan pertolongan Tuhan bermula dari keraguan akan Tuhan dalam hidup kita.
Kisah Ahazia, Raja Israel, dapat menjadi cerminan tentang bagaimana keraguan akan Tuhan dapat melemahkan iman, menghilangkan kemampuan untuk berpikir jernih dalam mengambil keputusan tepat, dan pada akhirnya berujung pada penolakan terhadap kehadiran Tuhan dalam kehidupan. Saat Ahazia mengalami penyakit yang mengancam nyawanya, alih-alih mencari pertolongan kepada TUHAN, ia justru berpaling kepada dewa asing, Baal-Zebub. Tindakannya ini mencerminkan keraguan dan penolakannya terhadap TUHAN. Maka, TUHAN mengutus Elia untuk mengingatkan Ahazia bahwa mencari pertolongan kepada Baal-Zebub adalah sebuah kesalahan fatal. Namun, Ahazia menolak peringatan TUHAN. Akibatnya, ia tidak hanya gagal sembuh, tetapi juga semakin menjauh dan hidup tidak berkenan kepada TUHAN.
Saat menghadapi berbagai persoalan kehidupan, siapa yang kita harapkan dan andalkan untuk menolong? Harapkan dan andalkanlah Tuhan! Jangan ragu untuk berserah kepada- Nya. Tuhan adalah sumber kekuatan dan pertolongan kita. [Pdt. Jotje Hanri Karuh]
DOA:
Tuhan, mampukan kami untuk selalu menjadikan-Mu sebagai sumber utama kehidupan kami dalam segala keadaan. Amin.
Ayat Pendukung: 2 Raj. 1:1-16; Mzm. 16; Gal. 4:8-20
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.