Kiranya Allah tetap memberkati kita; agar segala ujung bumi takut kepada-Nya! (Mazmur 67:8)
“Dunia adalah panggung kemuliaan Allah.” Apa yang dikatakan oleh Yohanes Calvin, sang tokoh reformasi, memang benar adanya. Karena itu, manusia, khususnya orang percaya, tidak akan hidup demi ambisi pribadinya, melainkan hidup untuk kemuliaan-Nya. Bukan karena Allah gila hormat, tetapi karena la mulia adanya.
Dengan diterangi oleh kesadaran bahwa tujuan hidup adalah untuk memuliakan TUHAN, pemazmur mendaraskan nyanyian harapan: “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita… Kiranya Allah tetap memberkati kita.” Untuk apa berkat itu? Bukan supaya umat Israel bermegah dalam kepongahan sebagai umat pilihan. Bukan! Israel adalah alat kecil dalam tangan TUHAN yang dipilih dan dipakai untuk memberitakan kebenaran dan kemuliaan- Nya. Mereka diberkati agar segala ujung bumi takut akan TUHAN. Israel diberkati supaya melalui mereka bangsa-bangsa mengenal Allah dan hidup dengan rasa hormat serta mensyukuri segala kebaikan-Nya. Karena itu, pemazmur memohon berkat agar mereka dapat membagikannya sehingga dunia memuliakan-Nya.
Dunia ini adalah panggung kemuliaan Tuhan. Demikian juga hidup kita sebagai orang beriman. Pelayanan dan setiap pekerjaan yang kita lakukan harus diarahkan untuk memuliakan Dia. Itu sebabnya, orang Kristen tidak bisa hidup sembarangan dan asal-asalan. Orang Kristen harus hidup teratur dan terus bergiat untuk meraih berkat-berkat Tuhan, supaya melaluinya kita memberitakan kemuliaan Tuhan dalam tiap kebaikan yang kita bagikan. [Pdt. Hariman A. Pattianakotta]
REFLEKSI:
Dunia adalah panggung kemuliaan Tuhan dan kita dipanggil untuk menampilkan kemuliaan-Nya dalam setiap kebaikan yang dilakukan.
Ayat Pendukung: Ams. 2:6-8; Mzm. 67; Kis. 16:1-8
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.