Mereka akan tinggal di sana dengan tenteram…Ya, mereka akan tinggal dengan aman tenteram… Mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, Allah mereka. (Yehezkiel 28:26)
Rasa sakit bisa diubah menjadi jalan sukses? Bisa! Seorang sahabat berkisah tentang pengalaman hidup susah dalam keluarga miskin. Ibunya bekerja sebagai tukang cuci. Bapaknya adalah seorang nelayan kere. la pergi ke sekolah dengan berjalan kaki berkilometer. Namun, ia selalu terdorong untuk bersekolah sebab ia ingin menjadi orang sukses!
Bersusah-susah dulu, bersenang-senang kemudian. Israel sebagai bangsa yang dipilih dan disayang TUHAN juga mengalami hal yang demikian. Saat mereka terbuang di Babel, hidupnya menderita. Namun, pengalaman pahit itu memberikan pelajaran. Mereka harus mengubah hal-hal yang harus diubah. Mereka harus berjuang dan bekerja keras sambil tetap menjaga hidup berpadanan dengan firman-Nya. Dan Allah tidak tinggal diam. Di dalam jerih juang Israel itu, Allah berkarya memulihkan mereka. Umat Israel dikembalikan Allah ke negeri mereka. Di tanah perjanjian itu mereka dapat kembali menikmati hidup yang tenang dan tenteram sehingga mereka mengetahui bahwa Allah mereka adalah TUHAN yang penuh dengan kasih sayang. Duka mereka diganti dengan suka.
Saudara, hidup kita adalah berharga jika kita tahu menghargai dan memperjuangkannya. Kisah sahabat di atas menunjukkan bahwa ia mampu melihat kemiskinan sebagai proses yang menempanya untuk mencapai sukses. Miskin, tapi ia mau berjuang dan bersekolah. Pun seperti umat Israel. Allah mengganti duka lara mereka dengan sukacita yang luar biasa. Mereka hidup dengan tenteram karena cinta-Nya. Anda dan saya pun bisa demikian. [Pdt. Hariman A. Pattianakotta]
REFLEKSI:
Saat duka atau kegagalan datang, itu bukan akhir dari cerita kita. Allah menyiapkan hal yang indah di masa depan. Teruslah berjuang!
Ayat Pendukung: Yeh. 28:25-26; Mzm. 23; Luk. 1:29-32
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.