Sesudah itu, datanglah setiap orang yang tergerak hatinya dan yang rela hatinya membawa persembahan khusus bagi TUHAN….(Keluaran 35:21)
Orangtua yang mengasihi anaknya pastilah menjaga, mendidik, dan merawat anak-anaknya. Perbuatan ini dilakukan atas dasar kasih sayang, bukan karena sekadar keharusan. Demikian juga seorang anak yang berbakti kepada orangtuanya pasti merawat mereka atas dasar kasih sayang, bukan karena kewajiban semata.
Sekembalinya Musa dari Gunung Sinai, ia mengumpulkan umat Israel untuk menyampaikan kepada mereka kehendak TUHAN tentang hari Sabat dan rencana membangun Kemah Suci. Musa memotivasi umat Israel agar setiap orang dapat terlibat dan membawa persembahan khusus untuk pembangunan. Setelah umat Israel mendengarkan kehendak TUHAN dari Musa, mereka merespons. Setiap orang yang tergerak dan terdorong hatinya dengan sukacita membawa persembahan kepada TUHAN. Mereka membawa emas, perak, tembaga, kain ungu, permata, dan milik mereka lainnya dengan kerelaan hati.
Sahabat, bagaimana dengan peribadahan kita selama ini? Apakah kita membawa persembahan kepada Tuhan karena hati yang tergerak? Sebagai umat yang sudah menerima berkat dan belas kasih Tuhan, sudah sepatutnya kita membawa persembahan kepada Tuhan bukan karena kewajiban atau sebatas rutinitas saja. Beribadahlah dengan hati yang sungguh- sungguh tergerak dan berikanlah persembahan dengan hati yang rela. [Pdt. Em. Meitha Sartika]
REFLEKSI:
Marilah berbakti kepada Tuhan, dengan didasari hati yang tergerak oleh kasih kepada Tuhan yang telah terlebih dahulu mengasihi kita, bukan hanya karena diperintah.
Ayat Pendukung: Kel. 35:1-29; Mzm. 35:11-28; Kis. 10:9-23a
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.