…lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin; memang tak ada keuntungan di bawah matahari (Pengkhotbah 2:11)
Ada seorang pemuda yang memiliki ambisi sangat besar. la berusaha sekuat tenaga untuk berprestasi dan mendapat beasiswa studi lanjut. Ia juga memiliki keinginan untuk bekerja di perusahaan asing dengan gaji besar supaya ia bisa memiliki apartemen. Ia membanting tulang untuk meraih sukses yang ia inginkan. Namun tiba-tiba ibu yang ia kasihi mengalami sakit parah lalu meninggal dunia. Pemuda itu merasa kecewa dan berpikir bahwa apa yang ia upayakan menjadi sia-sia jika ia tidak memiliki kesempatan untuk membahagiakan ibunya yang telah membesarkan dia.
Penulis Kitab Pengkhotbah adalah Raja Salomo yang dikenal sebagai raja yang berhikmat. Namun pada kenyataannya kehidupan Raja Salomo takjauh berbeda dengan raja-raja lainnya. Ia berusaha mencari kesenangan hidup dengan mendirikan rumah-rumah, membeli banyak budak, mempunyai banyak selir, memiliki ternak melebihi siapa pun, serta mengumpulkan emas dan perak. Namun setelah ia berjerih lelah, ia melihat bahwa semua itu hanyalah kesia- siaan dan usaha menjaring angin, tidak bermakna apa-apa. Ia sadar bahwa pada akhirnya orang akan mati dan meninggalkan semua miliknya untuk orang lain yang tidak berjerih lelah sedikit pun.
Banyak orang memiliki target dalam hidup yang diharapkan dapat mendatangkan kepuasan bagi dirinya, seperti prestasi, harta, atau kedudukan. Namun apakah semua itu akan memuaskannya dan apakah ia sendiri yang akan menikmatinya? Adalah anugerah Tuhan apabila kita dapat menikmati jerih payah kita, karena tanpa memahami kehendak Tuhan, semuanya sia-sia saja. [Pdt. Melani Ajub Egne]
REFLEKSI:
Yang penting bukanlah sekadar bisa mengumpulkan harta dan segalanya, melainkan apakah saya diperkenan Tuhan untuk dapat menikmatinya?
Ayat Pendukung: Pkh. 1:1-11; Mzm. 29; 1 Kor. 2:1-10
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.