Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari Aku. (Mat. 15:8)
Seekor kucing mengganggu kepala biara dan murid-muridnya saat mereka mengadakan doa malam. Oleh karena itu kepala biara meminta murid-muridnya untuk mengikat kucing itu setiap waktu diadakan doa malam. Kala kucing itu mati, para murid mencari kucing lain untuk dibawa ke asrama dan diikat pada waktu doa malam. Tradisi dan peraturan mengikat kucing saat doa malam menjadi kewajiban yang diteruskan dari generasi ke generasi walaupun mereka tak memahami maknanya. Akibatnya, mereka hanya melakukan kegiatan lahiriah dan bukan hal batiniah.
Dalam kehidupan masyarakat Yahudi, hal semacam itu juga terjadi. Ahli-ahli Taurat membuat banyak aturan yang mengatur kehidupan orang-orang Yahudi. Peraturan yang ditetapkan Musa ditafsirkan kembali dan diberlakukan, tetapi hati mereka sama sekali tak tersentuh. Tuhan Yesus menegur mereka sebab mereka membicarakan dan meneruskan tradisi serta peraturan-peraturan keagamaan, tetapi hati mereka jauh dari Allah. Akibatnya, mereka mengabaikan hal-hal batiniah dan perintah Tuhan yang utama. Mereka menyembah Tuhan hanya dengan bibir bukan dengan hati.
Sesungguhnya kehidupan beriman bukanlah sekadar meneruskan kewajiban tradisi keagamaan melainkan hati yang menyembah Allah dengan penuh kesungguhan. Mari mendekatkan hati pada Tuhan dan firman-Nya, sehingga kita makin bertumbuh dalam hal-hal batiniah dan dengan sepenuh hati memuliakan Allah. [Pdt. Sri Agus Patnaningsih]
DOA:
Ya Tuhan, bantulah kami untuk selalu mendekatkan hati pada-Mu agar kami mampu menyembah-Mu dengan sepenuh hati. Amin.
Ayat Pendukung: Ayb. 20:1-29; Mzm. 22:1-15; Mat.15:1-9
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.