Jadi, bagaimana? Apakah memang kita lebih baik? Sama sekali tidak..(Rm. 3:9)
Rika adalah seorang Kristen sejak kecil. Pada suatu titik di hidupnya, ia mengalami keterpurukan. Kesulitan demi kesulitan menghampiri. Rika menjadi depresi. Ia merasa berjarak dengan Tuhan. Namun dalam keadaan yang sulit itu, Rika mengakui kelemahannya dan mencari pertolongan agar mendapatkan bimbingan Tuhan. Pendeta dan komunitas gereja mendukungnya. Mereka menjadi sahabatnya dalam proses pemulihan. Rika kini menyadari bahwa Tuhan tidak pernah menjauhinya. Dia dapat memaafkan diri sendiri dan berusaha menjadi lebih baik setiap hari karena anugerah kasih Tuhan.
Menurut Rasul Paulus, semua orang dikuasai keinginan untuk berbuat dosa. Walaupun sudah mengetahui hukum agama, setiap orang berpotensi tidak mau taat dan percaya kepada Allah. Pikiran, perkataan dan perbuatan menjadi tidak selaras dengan kehendak Allah. Oleh sebab itu menurut Paulus, keselamatan bukan diperoleh dengan cara memberlakukan hukum agama semata, tetapi harus didahului oleh kesediaan mengakui kelemahan diri. Kesediaan mengakui kelemahan diri akan menumbuhkan iman dan kesediaan membuka diri untuk menerima pembaruan hidup yang diberikan Allah melalui Kristus dengan bimbingan Roh Kudus.
Jangan merasa kecil hati dan kotor untuk menerima anugerah kasih Allah. Semua orang memiliki kesalahan dan kelemahannya masing-masing. Dalam kelemahan itu, semua orang berhak untuk menerima pembaruan yang Allah berikan. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Apakah aku sudah mengakui kelemahan diriku dan bersedia menerima keselamatan dari Allah melalui Kristus dengan kuasa Roh Kudus?
Ayat Pendukung: Ams. 22:1-21; Mzm. 73:21-28; Rm. 3:9-20
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.