Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? (Mrk. 8:36-37)
Frans van der Lugt adalah seorang pastor Katolik Jesuit asal Belanda yang tinggal di Homs, Suriah selama beberapa puluh tahun. Ketika konflik di Suriah memuncak pada tahun 2014, ia tetap tinggal di sana untuk membantu masyarakat yang terdampak. Ia terus memberi bantuan kemanusiaan, merawat orang yang terluka dan memberikan dukungan kepada warga yang menderita karena konflik. Pada tahun itu pelayanannya selesai. Dia menjadi korban pembunuhan ketika situasi Suriah semakin memburuk. Pastor Frans rela menghadapi bahaya demi kebaikan dan pelayanan kepada orang lain tanpa memandang agama dan etnis.
Tuhan Yesus menghendaki setiap orang yang percaya kepada-Nya mengenal karya-Nya dengan lengkap. Sebagai Kristus, Mesias, dan Sang Anak Manusia, Tuhan Yesus melakukan pembaruan tatanan kehidupan manusia dengan jalan penderitaan karena kasih-Nya. Apa yang paling berharga dalam hidup ini menurut Tuhan Yesus adalah kasih. Maka selagi nyawa dikandung badan, kesempatan untuk melakukan kasih tidak boleh dilewatkan. Perkataan Yesus berarti bahwa dengan memedulikan perkataan dan karya Yesus maka seseorang tidak mementingkan dirinya sendiri.
Dengan menghayati makna salib Kristus, kita akan mengingat kasih-Nya yang sempurna untuk semua orang. Selagi kita masih mendapatkan kesempatan hidup, mari lanjutkan perjuangan kasih Kristus kepada sesama yang membutuhkan pertolongan. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Apakah kita sudah mengenal karya Yesus dengan lengkap dan mau melanjutkan perjuangan kasih-Nya?
Ayat Pendukung: Yes. 50:4-9a; Mzm. 116:1-9; Yak. 3:1-12; Mrk. 8:27-38
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.