Hendaklah segala yang bernapas memuji TUHAN! Haleluya! (Mzm. 150:6)
Haleluya! Kata ini tidak asing dalam kehidupan kita, bukan? Pada saat kita mendengar ada suatu kebaikan Tuhan yang dialami oleh seseorang, maka kata itu disebutkan. Pada konteks tersebut, kata ‘haleluya’ menjadi semacam ungkapan syukur, sekaligus sebuah kekaguman akan karya Tuhan dalam kehidupan kita. Maka, pertanyaan yang perlu direnungkan adalah, “Kapan terakhir kali Anda mengagumi kebaikan Tuhan? Kebaikan Tuhan seperti apa yang Anda rasakan akhir-akhir ini?”
Pemazmur mengajak umat untuk memuji Tuhan. Mazmur 150 ini diawali dan diakhiri dengan seruan: haleluya! Kata ‘haleluya’ sendiri artinya adalah pujilah Tuhan. Itu berarti, Mazmur 150 adalah sebuah mazmur yang mengajak umat untuk senantiasa memuji Tuhan. Selalu ada alasan untuk memuji Dia. la adalah Allah yang perkasa dalam segala ciptaan-Nya. Kita dapat memujinya dengan segenap alat musik: sangkakala, gambus, kecapi, atau alat musik lainnya. Kita bisa memujinya dengan gerakan, yakni: tari-tarian. Semua yang bernafas diundang untuk memuji Dia.
Memuji Tuhan oleh karena kebaikan-Nya, berarti kita mengakui bahwa Dia adalah Allah yang tetap berkarya. Ia berkarya bersama dengan kita, di saat kita bekerja, melayani, menjalani pendidikan, atau bahkan di saat kita berkomunikasi dengan sesama. Dengan menyadari bahwa Allah berkarya bersama kita, maka itu berarti kita memuji Dia dengan segala yang kita pikirkan dan lakukan. [Pdt. Natanael Setiadi]
DOA:
Ya Tuhan, ajari hamba untuk senantiasa mengagumi kebaikan dan karya-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Ams. 9:1-6; Mzm. 150; Mrk. 16:9-18
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.