Siapa yang berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi. (Yoh. 12:35c)
Abad pertengahan di Eropa sering disebut sebagai abad- abad kegelapan. Padahal, Eropa di masa itu adalah pusat kekristenan. Sayangnya, saat itu gereja sendiri kehilangan arah. Gereja banyak dimasuki kepentingan-kepentingan politik. Bahkan, di kala itu praktik korupsi merajalela, juga konflik dan peperangan.
Kegelapan adalah simbol dari kejahatan. Injil Yohanes mengingatkan bahwa berada dalam kegelapan akan membuat manusia kehilangan arah. Manusia tidak tahu ke mana ia akan pergi. Artinya, kejahatan itu membutakan. Kejahatan membuat manusia tidak bisa bergerak maju. Sebaliknya, manusia akan terjebak dalam praktik-praktik yang mematikan. Kejahatan adalah manifestasi kuasa dosa. Inilah yang membuat manusia sulit lepas dari hal itu. Yesus Kristus adalah jawaban terhadap dosa. Ia adalah Sang Terang yang menuntun manusia ke jalan baru. Ia yang membawa manusia keluar dari kegelapan ke dalam terang kehidupan. Sayangnya, tidak semua manusia hidup di dalam Kristus.
Gereja yang mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan pun tidak selalu hidup di dalam Dia. Hanya dengan bibir mereka mengaku Yesus, tetapi hati mereka jauh dari-Nya. Inilah yang membuat gereja berada di abad-abad kegelapan. Bukannya menjadi pembawa terang, gereja justru terjebak dalam berbagai praktik kejahatan. Supaya pengalaman pahit itu tidak terulang, kita harus sungguh-sungguh hidup di dalam Kristus. [Pdt. Hariman Pattianakotta]
REFLEKSI:
Yesus Kristus adalah Sang Terang yang membawa manusia keluar dari kegelapan kepada terang. Karena itu, jangan kembali dalam kegelapan. Berjalanlah di dalam dan menjadi terang.
Ayat Pendukung: Yes. 49:1-7; Mzm. 71:1-14; 1 Kor. 1:18-31; Yoh. 12:20-36
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.