“Yang Kukehendaki ialah betas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Mat. 9:13)
Menghargai dan menolong orang yang baik kepada kita adalah hal yang lumrah dan hampir tanpa kesulitan. Bahkan, kita akan melakukannya dengan senang hati. Namun, bagaimana kalau kita berhadapan dengan orang berdosa atau orang yang memusuhi kita? Bersediakah kita menghargai atau menolongnya bila mereka berada dalam kesulitan?
Teks Alkitab hari ini menghadirkan tiga kesaksian tentang perjumpaan Yesus dan pemungut cukai, kepala rumah ibadat, dan seorang perempuan. Dari ketiga orang tersebut hanya kepala rumah ibadat yang merupakan orang terpandang. Namun, kepala rumah ibadat biasanya memusuhi Yesus. Terhadap ketiga orang tersebut Yesus menunjukkan belas kasih-Nya yang mendalam dan berkenan mengulurkan tangan untuk menolong mereka dalam kesusahan yang mereka alami. Tuhan Yesus tidak hanya mengajarkan, tetapi Ia mewujudkan ajaran-Nya secara nyata.
Kesaksian ini mengajak kita untuk mengasihi dan menghargai setiap orang yang mungkin tidak layak untuk dikasihi dan dihargai. Melalui belas kasih yang tulus, kita ikut serta membuka kemungkinan bagi orang berdosa untuk bertobat dan membuka jembatan perdamaian bagi mereka yang membenci dan memusuhi kita. Karena itu, baiklah kita memohon kepada Tuhan agar Tuhan bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang tersebut. [Pdt. Mungki A. Sasmita]
DOA:
Pakailah kami, ya Tuhan, untuk menjadi alat bagi-Mu yang menyapa orang berdosa dan menjadi pembawa damai di tengah permusuhan dan kebencian. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 50:7-15; Kel. 34:1-9; Mat. 9:27-34
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.