Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu…. (2Tim. 1:12a)
Kecenderungan sebagian manusia adalah menjauhi segala hal yang mendatangkan penderitaan atau kesusahan. Karena itu, sebagian ajaran agama pun berusaha menghapus segala kemungkinan manusia dapat mengalami penderitaan. Sebagai gantinya adalah janji-janji kesenangan hidup. Ingat! Kesenangan belum tentu kebahagiaan.
Berbeda sekali dengan nasihat Paulus kepada Timotius. Ia tidak berusaha melenakan Timotius dengan janji-janji kesenangan. Sebaliknya, ia mengajak Timotius menyadari segala konsekuensi dalam mengikut dan melayani Tuhan. Dunia ini dipenuhi dengan dosa sehingga melakukan kebenaran Allah pastilah berisiko menanggung penderitaan dan kesusahan. Paulus meneguhkan Timotius dengan mengingatkan bahwa panggilan yang Allah berikan adalah panggilan kudus yang berdasarkan kasih karunia atau kemurahan-Nya kepada manusia. Paulus juga sekaligus memberikan keteladanan bahwa ia pun telah dan sedang menderita. Supaya dengan demikian, Timotius yang masih muda ini tidak tawar hatinya.
Bila kita menghayati kehidupan beriman secara benar, kita akan sadar bahwa panggilan hidup beriman bukanlah sekadar mengejar kesenangan, melainkan mewujudkan kebenaran. Penderitaan ataupun kesulitan seharusnya tidak menyurutkan langkah kita karena kita tidak pernah sendirian. Allah yang memanggil, Allah pula yang akan menyertai. [Pdt. Mungki A. Sasmita]
DOA:
Tuhan, kuatkan dan teguhkan hati dan iman kami untuk menjadi saksi-Mu dan melakukan kebenaran-Mu di dunia ini. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 8; Ayb. 38:12-21; 2Tim. 1:12b-14
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.