“Kiranya TUHAN, Allah kita, menyertai kita sebagaimana la telah menyertai nenek moyang kita, janganlah la meninggalkan kita dan janganlah la membuangkan kita (1Raj. 8:57)
Selesainya pembangunan bait Allah menjadi prestasi besar kepemimpinan Salomo. Apalagi orang Israel sudah lama menantikan hadirnya bait Allah di tengah mereka. Prestasi ini membuat Salomo makin masyhur. Bahkan, sampai hari ini bait Allah tersebut masih dikenal dengan sebutan bait suci Salomo. Bagi seorang raja, prestasi ini penting untuk menunjukkan kebesarannya. Namun, Salomo memilih sikap yang berbeda.
Dalam permohonan berkat yang ia sampaikan bagi orang Israel, Salomo mengajak orang Israel untuk mengingat penyertaan Tuhan Allah yang telah Ia lakukan pada nenek moyang mereka. Jangan sampai Tuhan meninggalkan dan membuang mereka. Salomo pun meminta orang Israel mengingat ketetapan Tuhan dan menuruti segala perintah-Nya. Seruan ini dimaknai sebagai peringatan Salomo agar orang Israel lebih mengingat Tuhan dibanding jasanya sebagai raja yang membangun bait Allah. Tentunya seruan ini juga menjadi peringatan bagi Salomo sendiri agar tidak jatuh pada kesombongan.
Prestasi rawan membuat manusia lupa diri akan keberadaannya. Saat itulah manusia rentan jatuh pada kesombongan. Respons seperti Salomo patut ditiru. Saat kita meraih prestasi, memperoleh pujian, atau apresiasi dari orang lain, jangan lupa diri. Tidak lupa diri bukan berarti anti pada prestasi dan pujian, melainkan jagalah diri untuk tetap rendah hati dan menempatkan Tuhan lebih besar dari hidup kita. Ingatlah selalu penyertaan Tuhan dan ikutilah ketetapan dan jalan kebenaran-Nya! [Pdt. Hizkia Anugrah Gunawan]
REFLEKSI:
Senantiasa mengingat penyertaan Tuhan agar kita tidak lupa diri saat meraih prestasi, pujian, atau apresiasi.
Ayat Pendukung: Mzm. 99; 1Raj. 8:54-65; Yoh. 3:31-36
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.