“… supaya mata kami dapat melihat.” (Mat. 20:33)
Kisah penyembuhan dua orang buta adalah salah satu dari sedikit kisah penyembuhan lebih dari satu orang. Namun, seperti biasa, kisah mukjizat ini akan menjadi lebih berarti jika kita renungkan dari sisi lain.
Penginjil Matius menempatkan kisah ini setelah permintaan ibu dua orang anak. Ibu itu memohon agar kedua anaknya kelak ditempatkan di kiri dan kanan di kerajaan Yesus. Kisah serupa dalam Injil Markus, kedua anak itu, Yakobus dan Yohanes, sendiri yang meminta kepada Yesus. Selanjutnya adalah kisah kesembuhan seorang buta. Namun, dalam Matius ada kisah dua orang buta. Dalam kisah tersebut, peran kedua orang buta itu sejajar; tanpa perbedaan satu dengan yang lain. Membaca konteks penempatan dalam Matius tersebut, maka kisah kedua orang buta itu menggambarkan ambisi si ibu dan dua anaknya menjadi pengikut Yesus. Ada agenda tersembunyi daripada sekadar mengikut Yesus.
Selama ini, kedua pihak itu: si ibu dan dua anaknya, hanya menjadi pengikut yang gaduh. Seperti kita di gereja, mereka banyak usul. Mereka mau ini dan itu dengan mengatur Tuhan, padahal mereka hanya duduk di pinggir jalan. Mereka mau Yesus mengikuti mereka. Mereka tidak mengerti arti menjadi pengikut Yesus, kecuali mengejar agenda tersembunyi. Firman Tuhan mengatakan bahwa orang-orang seperti itu hanya minta dikasihani oleh Allah. Maka, Yesus menjamah mata mereka sehingga mereka mengikuti Yesus tanpa gaduh, tetapi dengan tulus. [Pdt. (Em.) Rasid Rachman]
DOA:
Ya Tuhan, kami mau menjadi pengikut-Mu dalam perjalanan bersama dengan ketulusan. Amin.
Ayat Pendukung: Rat. 3:19-26; Rat. 1:7-15; Mat. 20:29-34
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.