Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia. (Luk. 2:52)
Kisah tentang orang yang bijak selalu menarik untuk dibaca dan disampaikan berulang-ulang. Di Indonesia, kisah orang bijak yang populer adalah Kabayan. Bijak atau berhikmat adalah kemampuan untuk mengambil keputusan dengan tepat, baik, dan benar.
Teks Alkitab hari ini menunjukkan bahwa Yesus adalah orang yang berhikmat. Ia mampu bersoal jawab dengan para alim ulama di Bait Allah. Ia juga dapat memberikan jawaban yang tepat atas kegundahan orangtua-Nya. Maria, ibu Yesus, juga menunjukkan hikmatnya. Alih-alih berdebat, marah- marah, atau menghukum Yesus yang pergi tanpa pamit, Maria memilih untuk menyimpan semua itu dalam hatinya. Sikap bijak dan bajik Yesus menjadikan-Nya makin disukai banyak orang. Pun Maria ternyata memang layak menerima kebaikan Allah karena kebajikannya. Bijak dan bajik memang seperti dua sisi dari sekeping mata uang yang sama. Dalam kehidupan masa kini, sikap bijak dan bajik sangat sulit ditemukan, bila tak absen sama sekali. Lebih mudah menemukan sikap yang serba emosional, dipenuhi kebencian, atau ketidakpedulian. Sikap-sikap seperti itu sudah barang tentu sangat merugikan hidup bersama.
Beragama mestinya membuat orang menjadi makin bijak dalam mengambil berbagai keputusan. Setiap keputusan itu pada gilirannya menjadi dasar untuk menjalankan kebajikan dalam hidup. Inilah sikap yang seharusnya dimiliki setiap umat Allah. [Jan Calvin Pindo]
DOA:
Tuhan terima kasih untuk kasih-Mu yang mendorong kami agar lebih bijak dan bajik dalam hidup. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 8; Ams. 4:1-9; Luk. 2:41-52
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.