Seorang profesor di sebuah universitas di hari pertama perkualiahan, berdiri dengan tegak di depan mahasiswanya dan memberikan sebuah pendahuluan yang menantang. Katanya, “Jika ada di antara anda yang merasa bodoh. Silahkan berdiri!”
Dia menunggu dan tidak ada seorangpun mahasiswa yang berdiri. Penasaran, tak berapa lama dia mengulang pertanyaannya, “Apakah ada seorang yang berpikir dia bodoh? Silahkan berdiri.”
Tiba2 ada 1 orang mahasiswa di belakang berdiri. Profesor bertanya, “Wah jadi kamu berpikir kamu bodoh?”
Mahasiswa baru itu menjawab, “Tidak profesor. Saya hanya tidak mau membuat anda merasa sendirian.”
Empati berarti memahami apa yang orang lain alami dan turut merasakannya. Itulah yang Yesus lakukan kepada kita manusia berdosa. Ia bukan hanya mengetahui bahwa kita berdosa, tetapi Ia mengalami akibat dari dosa itu, yaitu penghukuman dan kematian.
Apakah ada yang lebih empati daripada Yesus yang mencintai kita? Mari kita mengalami kuasa empati dari Yesus untuk memahami dan turut merasakan perasaan sesama.
Tuhan memberkati!
riajos
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.