Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang …. (Rm. 13:14)
Anthony de Mello menuliskan cerita ini dalam buku The Prayer of the Frog (Doa Sang Katak). Seorang pemabuk terluka bakar pada kedua daun telinganya. Temannya bertanya tentang luka itu. Kata Pemabuk itu, “Istriku meninggalkan setrika masih panas. Ketika telepon berbunyi, aku keliru mengangkat setrika.” Temannya bertanya lagi, “Lalu telinga sebelahnya?” Pemabuk itu menjawab, “Si Tolol itu menelepon lagi!”
Mabuk adalah perbuatan di luar kesadaran atau kondisi lupa diri. Kesenangan, kekuasaan, dan kekayaan dapat menyebabkan orang mabuk. Peristiwa pahit dan pergumulan berat juga dapat membuat orang lupa diri. Rutinitas hidup pun dapat menghanyutkan kesadaran orang sehingga orang tertidur alias tidak sadar tentang apa yang dikerjakannya. Itulah sebabnya, nasihat Rasul Paulus kepada Jemaat Roma jadi penting dan relevan, “Kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur.” Rasul Paulus berharap agar jemaat tidak lupa diri bahwa mereka adalah orang-orang yang percaya, murid-murid Kristus, di tengah realitas dan rutinitas hidup. Mereka seharusnya mengenakan Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang bagi dunia yang masih dalam kegelapan (ay. 14).
Bangun! Demikianlah pesan singkat firman Tuhan. Pesan itu sering juga kita abaikan. Jadi, ayo! Marilah kita bangun dari “kasur” kenyamanan atau kesusahan. Kita jalani hidup dalam kesadaran firman Tuhan! [Pdt. Hendri M. Sendjaja]
DOA:
Ya Roh Kudus, bangunkanlah jiwaku dari rasa nyaman atau kepahitan hidup yang aku jalani. Buatlah aku sadar dalam terang Injil-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 34:16-23; Yos. 22:10-20; Rm. 13:11-14
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.