Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. (Yoh. 1:4)
Penginjil Yohanes menulis: “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.” Terang menjadi bermanfaat ketika dinyalakan di dalam kegelapan. Dalam situasi normal, orang bisa tidak terlalu menghargai lampu. Di tempat gelap, barulah orang begitu menghargai cahaya.
Kelahiran Kristus membawa kedua dampak tersebut. Kelahiran-Nya melenyapkan kegelapan. Kristus menyingkap ketidakadilan, penyelewengan, dosa, dan keserakahan. Kelahiran-Nya juga menerangi. Kristus memimpin mereka yang hendak berjalan benar, lurus, adil, dan tunduk hanya pada pimpinan Tuhan. Di tengah carut-marut kondisi dan ketiadaan pengharapan, Firman Tuhan tersebut mempersaksikan “Dia adalah Terang.” Artinya, Tuhan akan menyertai kehidupan sehingga manusia dapat menuju masa depan, laksana orang yang berjalan di terang matahari dengan melihat jalannya.
Saat ini, banyak alasan bagi banyak orang untuk putus asa karena ketakutan dan ancaman. Banyak ketidakmengertian, tapi mencekam juga. Gelap! Ibadah Natal tidak lagi tenang. Namun, kita dipanggil untuk memberi terang di dalam gelap, memberi pengharapan di dalam keputusasaan. Gelap itu selalu lebih luas, sedangkan terang itu kecil. Jadi, persaksikanlah melalui kata, perbuatan, dan sikap bahwa meskipun kecil dan sedikit, kita adalah sinar yang menerangi kegelapan yang luas. [Pdt. (Em.) Rasid Rachman]
DOA:
Kami kecil dan sedikit, tapi mau menerangi dunia melalui kesaksian. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 52:7-10; Mzm 98; Ibr. 1:1-4, (5-12); Yoh. 1:1-14
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.