Apakah pengampunan milik dan hak saya? Jika kita menjawab iya maka kita merasa menjadi orang yang paling berhak untuk mengampuni seseorang atau tidak. Mengapa merasa paling berhak? Mungkin kita adalah orang yang dirugikan dan terluka karena perbuatannya. Mari kita cermati jawaban Yusuf ketika keluarganya menjadi sangat kuatir, Yusuf akan membalas dendam ketika ia punya kesempatan dan kemampuan untuk melakukannya.
Kej.50:19. Tetapi Yusuf berkata kepada mereka, “Janganlah takut; sebab aku inikah pengganti Allah (BIMK: sebab saya tidak bisa bertindak sebagai Allah)? Renungkanlah jawaban Yusuf ini di tengah gelora amarah dan rasa sakit yang masih membara dalam hati kita. Mari kita menyelami apa yang dialami Yusuf, penderitaan yang diakibatkan perbuatan saudara-saudaranya? Pantaskah ia membalas dendam ketika situasi berbalik? Pantas, sangat mungkin! Namun itu tidak dilakukan Yusuf.
Hal itu dilakukan Yusuf karena refleksi Yusuf pada pengalaman hidupnya. Betapa pun menyakitkan tindakan yang dilakukan oleh saudara-saudaranya, ia melaluinya bersama dengan Allah dan Allah telah mengubahnya menjadi sesuatu yang baik.
Bagaimana dengan kita? Bersediakah kita menyalurkan kasih pengampunan Allah karena pengampunan bukan milik kita tapi anugerah Allah. Penghakiman juga bukan milik kita namun keadilan Allah. Mari kita merenungkan dan merefleksikan pengalaman kita di dalam cinta Allah, kiranya itu menguatkan kita untuk membagi pengampunan kepada siapapun yang telah melukai kita.
Dva
#MengampuniNormaKerajaanAllah
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.