“Mari kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya ….” (Yes. 2:3)
Laron atau anai-anai, sesungguhnya termasuk jenis rayap yang tinggal di dalam gelapnya tanah atau di balik lapisan kayu. Namun, berbeda dengan rayap pada umumnya, Laron mempunyai sayap yang tipis dan rapuh. Pada waktu musim hujan tiba, laron akan keluar dari sarangnya yang gelap, lalu terbang menghampiri cahaya guna mencari sarang yang baru.
Pada zaman nabi Yesaya, banyak bangsa hidup dalam kegelapan, termasuk sebagian dari bangsa Israel. Mereka menyembah berhala, memberikan persembahan kepada dewa-dewa asing. Mereka hidup jauh dari bimbingan Tuhan. Menyikapi hal tersebut, Yesaya menubuatkan: “Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir, gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana …” (ay.2). Gunung Tuhan akan memancarkan cahaya terang-Nya ke segala penjuru, menarik bangsa-bangsa untuk datang ke Sion dan belajar dari Allah yang benar, yaitu Allah Israel, sebab dari Sionlah datangnya keselamatan.
Dewasa ini, banyak orang yang meninggalkan Tuhan. Mereka memilih hidup dalam kegelapan. Melalui nubuat Yesaya ini, Tuhan mengajak kita meninggalkan “sarang” kita yang gelap, yakni kehidupan dosa dan terbang menuju terang- Nya; menjalani kehidupan baru bersama Dia. Kembalilah! Mendekatkah kepada Tuhan! Itulah yang dilakukan orang- orang yang menyambut panggilan Tuhan. [Pdt. Eko Priliadona Susetyo]
REFLEKSI:
Berjalan menuju Terang, itulah yang orang beriman lakukan.
Ayat Pendukung: Mzm. 119:105-112; Yes. 2:1-4; Yoh. 12:44-50
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.