“Tetapi, sekalipun aku memberitahukannya kepadamu pada hari ini, kamu tidak mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, yaitu tidak menuruti segala sesuatu yang disuruh-Nya kusampaikan kepadamu.” (Yer. 42:21)
Seorang anak meminta ayahnya untuk memecahkan sebuah teka-teki. Ia berkata, “Ada tiga ekor katak sedang duduk di sebuah batang kayu. Seekor katak memutuskan untuk melompat turun. Berapa katak yang tertinggal?” Ayahnya menjawab: “Dua ekor.” “Ayah salah!” seru si anak dengan gembira. “Ada tiga ekor katak yang tinggal. Katak yang satu itu hanya memutuskan untuk melompat, tapi ia belum melompat.”
Yeremia dimintai pertolongan oleh bangsa Israel untuk menanyakan kehendak Tuhan bagi hidup mereka di tempat pembuangan. Namun, Tuhan mengetahui isi hati mereka, bahwa pada dasarnya mereka tidak mau menuruti apa yang Tuhan perintahkan. Maka, Yeremia menegur mereka dengan keras, bahwa pada dasarnya mereka tidak bersedia mendengarkan suara Tuhan, terlebih lagi mereka tidak bersedia melakukan apa yang Tuhan perintahkan.
Mendengar adalah satu kegiatan yang biasa dilakukan manusia sehari-hari. Setiap hari dan setiap saat kita mendengar suara-suara. Namun, untuk dapat memahami suara yang didengar, maka perlu mendengarkan; tidak bisa sekadar mendengar. Mendengar adalah aktivitas di mana ada suara yang masuk ke dalam telinga dan diterima oleh otak. Sedangkan mendengarkan mengandung unsur menyimak dengan baik, memperhatikan dan menerima pesan yang disampaikan. Pada akhirnya, mendengarkan mewujud dalam tindakan, yakni bersedia untuk melakukan yang didengarkan. Dengarkanlah Tuhan! [Pdt. Engeline Chandra]
DOA:
Kami mau mendengarkan dan melakukan perintah-Mu, Tuhan. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 86:11-17; Yer. 42:18-22; Mat. 10:5-23
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
1 Comment
Prayer and Human Flourishing (Bagian 2) - GKI Pondok Indah
Juli 13, 2020 - 12:00 pm[…] PLAN B Bukan mendengarkan Tuhan, melainkan menaati perintah-Nyalah yang merupakan tujuan akhir kita. Tuhan rindu memproses dan […]