Dalam rangka kegiatan carolling Natal yang lalu, kami dari tim perlawatan berkunjung ke rumah seorang ibu di wilayah kami. Pagi itu ia hanya sendirian di rumah karena semua anggota keluarga lainnya pergi bekerja atau bersekolah, dan ia hanya ditemani oleh dua ekor anjing saja, yang menyambut kami dengan gonggongan yang tak henti-hentinya.
Kesaksian Ibu Yohana (bukan nama sebenarnya) sangat indah karena merupakan kisah hidup seseorang yang bergaul erat dengan Tuhan dan tetap dapat bersukacita pada masa tuanya, sehingga kami yang lebih muda merasa sangat diberkati oleh kunjungan tersebut.
Ibu Yohana sudah lama menjanda, karena suaminya telah dipanggil Tuhan pada usia 56 tahun, ketika masih menjadi pendeta sebuah jemaat di Jakarta. Dulu, bersama anak-anaknya, Ibu Yohana selalu mengikuti suaminya berpindah-pindah tugas ke beberapa kota di Sumatra, dan selama perjalanan waktu tersebut, keluarga ini diberkati dengan 4 anak perempuan dan seorang anak laki-laki, namun anak laki-laki tersebut sudah terlebih dahulu dipanggil Tuhan dalam usia sangat muda.
Ketika Ibu Yohana ditinggalkan suaminya, keempat putrinya masih duduk di bangku sekolah. Putrinya yang sulung, yang ketika itu sudah kuliah di perbankan, berusaha membantu ibunya dengan bekerja, namun akhirnya ia meninggalkan kuliahnya yang sudah hampir selesai itu agar dapat lebih fokus pada pekerjaannya.
Ibu Yohana sendiri pun bekerja kembali. Dengan ijazah perawat yang sudah diperolehnya dulu, ia berhasil mendapatkan pekerjaan di bidangnya itu sehingga dengan demikian dapat tetap menyekolahkan ketiga putrinya yang lain.
Waktu itu, dalam kesedihannya ditinggalkan suaminya, Ibu Yohana berdoa agar Tuhan memberinya umur kebalikan dari umur suaminya, yaitu 65 tahun, supaya ia dapat menyelesaikan tugasnya mengantar putri-putrinya ke gerbang kedewasaan. Tuhan memberinya umur yang jauh melebihi harapannya, karena sekarang ia sudah berumur 71 tahun!
Ibu Yohana merenungkan perjalanan hidupnya bersama Tuhan yang begitu luar biasa. Kini putrinya yang pertama sudah berkeluarga dan bersama suami dan anak-anaknya giat melayani Tuhan. Cucu-cucunya memiliki suara yang indah dan sering mendapat penghargaan di mana-mana.
Putrinya yang kedua sukses menjadi pengacara, namun kemudian lebih memilih membaktikan diri untuk bekerja di sebuah sekolah, putrinya yang ketiga adalah sarjana ekonomi dan putrinya yang keempat bergerak di bidang pariwisata.
Semua anak Ibu Yohana bekerja, sehingga Ibu Yohana dapat bersaksi bahwa kehidupan keluarganya selalu dipelihara Tuhan dan mereka tidak berkekurangan. Puji Tuhan!
Suatu peristiwa unik terjadi ketika kami mulai berdoa, karena anjing-anjing yang tadinya begitu ribut, tiba-tiba tenang dan tidak menggonggong lagi, sehingga seluruh rangkaian acara dapat diselesaikan dengan khidmat.
Salah satu anjing bahkan sempat meloloskan diri dari tempatnya di belakang, tepat ketika kami hendak menutup acara dengan doa. Namun anjing itu duduk dengan tenang di sebelah Ibu Yohana dan tidak menggonggong sampai kami berpamitan dan pulang kembali. Sungguh kami merasakan kehadiran Tuhan di tempat itu.
Hidup Ibu Yohana seperti sulaman yang dari bawah terlihat penuh dengan benang-benang dukacita dan sukacita, air mata dan gelak tawa yang saling bersilangan, namun dari atas tampak indah pada waktunya. Kiranya kesaksiannya dapat menguatkan kita semua. (ibp)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.